Gaya hidup kembali ke alam sedang menjadi trend di kalangan masyarakat yang sadar pentingnya menjaga kesehatan. Kesibukan menjadi rutinitas masyarakat perkotaan, khususnya Jakarta, mengakibatkan pola gaya hidup berubah. Kecenderungan beralih kepada sesuatu yang serba instant namun sehat menjadi pilihan. Fenomena inilah yang yang dicermati Hendrik Setiawan. Pria berwajah oriental ini sangat jeli melihat peluang dan mengubahnya menjadi bisnis.
Berawal dari kegemarannya belajar mengembangkan merek dan memperbanyak referensi teori marketing tentang brand building memberi ketertarikan tersendiri bagi Hendrik. Ide-ide bisnis pun bermunculan, tapi pilihan bermuara pada jus. Menurutnya, produk jus yang ia tawarkan belum ditemukan di pasar. Jus yang marak mengisi pasar adalah berbahan konsentrat, tidak murni dan alami seperti Mama Roz (label/merk yang diberikan pada produknya).
Nama Mama Roz sendiri dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Dari segi kata singkat, universal, diasosiasikan positif, mudah diingat dan dilafalkan, bukan hanya oleh orang Indonesia saja, tapi juga orang asing. “Mama is a universal word. Mama is mother,” kata Hendrik. “Semua orang di belahan bumi mana pun pasti tahu mama yakni ibu,” ujarnya.
Sedangkan Roz sendiri maksudnya adalah bunga rose, tapi kemudian ejaannya diubah sedikit menjadi R-o-z, sehingga kesannya lebih modern dan keitali-italian. Bunga rose sendiri merupakan bunga universal yang dapat diasosiasikan, sebagai simbol bunga yang indah, cinta kasih dan suci. Untuk ikonnya sendiri dipilih sosok ibu di mana dapat menimbulkan asosiasi positif bahwa yang membuat jus ini adalah ibu.”Ibu adalah kesan yang hangat dan akrab,” ucap Hendrik.
Mama Roz memiliki bermacam diferensiasi, hal itulah yang menjadi pembeda jus ini dengan produk lain. Diferensiasinya antara lain, Mama Roz adalah jus murni bukan dari konsentrat. Terbuat dari ekstrak buah segar dengan bahan baku yang berkualitas, tanpa pengawet, pewarna dan zat artifisial lainnya, tidak melalui pemanasan atau pelelehan. Soal rasa, sama seperti membuat jus sendiri di rumah. Dari sisi layanan, Mama Roz bisa diantar (delivery order) ke kantor atau pun kerumah, jadi setiap hari konsumen dapat berlangganan. Selanjutnya dari segi kemasannya, ukuran (size), Mama Roz menggunakan kemasan botol 600 ml yang masih tetap mudah untuk digenggam. Berikutnya, brand Mama Roz itu sendiri. “Dari segi tampilan dan nama sangat menonjolkan ciri suatu Mama Roz, ikon ibu rumah tanga yang tinggal di Italia yang setiap hari bangun pagi dan memetik buah dari kebunnya sendiri. Buah yang dipetik dihidangkan kedalam bentuk jus untuk anak-anaknya dengan cara tradisional tanpa bahan tambahan apa pun, murni dari buah segar. Mama Roz terinspirasi dari cara ibu ini.
Kemasannya kalau dilihat sekilas tampak seperti produk luar. “Kita juga menggunakan bahasa Inggris untuk keterangan produk, karena segmen yang kita bidik adalah kalangan menengah atas yang cenderung lebih percaya dengan produk luar. Jadi kita harus menyesuaikan dengan target kita,” papar pria lulusan University of Southern California, Los Angeles, Amerika Srikat ini.
Bisnis yang dirintis sejak Desember 2004 ini, kini telah mencapai 30 outlet yang tersebar di beberapa kota di Indonesia, sebagian besar berada di Jakarta dan 10 persennya di luar ibukota seperti Surabaya dan Semarang. Dengan Rp100 juta sebagai modal awal untuk membeli mesin produksi, fasilitas kantor, bahan baku pembuat jus, dan untuk iklan, Hendrik dibantu 60 orang karyawan yang meliputi bagian industri, logistik untuk pengantaran, administrasi, akutansi dan pemasaran. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari yang berbandrol Rp10 ribu/botol hingga Rp22 ribu/botol. Harga sudah termasuk biaya antar door to door.
Untuk memuaskan konsumen, Hendrik menggunakan bahan baku berkualitas tinggi, karena Mama Roz terbuat dari ekstrak buah segar. Umumnya, menggunakan buah impor seperti Australian sunkist, Australian carrot, Washington apple, Newzealand kiwi, dan lainnya yang secara visual wajib terlihat bagus dan segar. Pengolahannya memakai seleksi yang cukup ketat tapi tidak melalui proses industri yang panjang.
Tahapannya dimulai dari penyeleksian, buah yang secara fisik tidak memenuhi kriteria tadi disingkirkan, selanjutnya buah dibersihkan, untuk buah seperti kiwi dan wortel dikupas terlebih dahulu, tapi untuk buah seperti jeruk dapat langsung diekstraksi dengan mesin, setelah itu disesuaikan formulanya, seperti dua produk atau campuran beberapa persennya kemudian dicampurkan. Tahap selanjutnya dimasukkan ke dalam botol kemasan yang disegel rapat. Ada tiga tahap penyegelan yakni segel plastik, segel cincin, dan segel alumunium foil, hal itu dilakukan untuk memastikan produk yang beredar dapat bertahan antara 3 sampai 4 hari.
Untuk menjawab selera orang yang tidak sama diberikan pilihan menu komplit yang keseluruhan terdiri dari 20 jenis produk, antara lain, pure: apple, guava, lemonade, orange, strawberry, kiwi, grapefruit. 2 mix: apple-carrot, pineapple-mango, orange-carrot, orange-mango, orange-pineapple, orange-strawberry. 3 mix: orange-carrot-papaya, orange-strawbery-banana, fruit punch dan Soya milk: soya apple, soya vanilla, soya cappuccino, soya green tea. Selain itu disediakan juga jenis combo seperti combo chic n slim, combo ini membantu mereka yang sedang menjalankan program diet, combo body n soul, untuk menjaga kesehatan serta menambah stamina. Combo soy zone, untuk mereka yang menyukai soya dan rasa jus yang lebih manis. Untuk pemasaran Mama Roz menempuh tiga jenis jalur distribusi. Pertama jalur distribusi ke konsumen, kantor dan rumah. Kedua jalur distribusi modern trade ke supermarket yang pasarnya lebih premium seperti Sogo, Ranch Market, Kem Chicks, Total, dan belakangan juga masuk ke selected hypermart dan juga Hero yang lebih premium lagi. Dan yang ketiga jalur distribusi horeka (hotel, restoran dan katering).
Hendrik mengaku sempat mengalami kendala, karena tanpa bahan pengawet jangka waktu produk untuk dikonsumsi pun pendek, sedangkan untuk sampai ke tangan konsumen produk harus tetap dalam keadaan fresh. Kemudian, beberapa konsumen masih ada yang belum paham bahwa ini produk fresh, sehingga penanganannya masih kurang benar. Kendala lain karena sistem pembayaran di muka (cash) ada segelintir orang yang ragu, takut barang yang dipesan tidak diantar. “Tapi itu awal-awalnya saja, sekarang sudah tidak ada hal semacam itu, karena kita banyak mendapatkan referensi dari mulut ke mulut,” kata Hendrik.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Hendrik banyak belajar dari pengalaman. Untuk masalah pengantaran agar produk tetap dalam keadaan fresh diberikan kotak pendingin, menyantumkan label sebagai petunjuk bahwa produk ini harus selalu ditaruh di kulkas. Sedangkan untuk mengatasi ketidakpahaman konsumen terhadap produk biasanya akan dijelaskan di layanan call center dan untuk masalah pembayaran yang cash diatasi dengan memberikan layanan dan produk yang konsisten sehingga menumbuhkan kepercayaan.
“Kepercayaan itu perlu bukti, dari waktu kewaktu kita harus selalu konsisten. Hujan, panas, banjir, Mama Roz tetap diantar, bahkan pernah mengantar dengan perahu karet waktu banjir di Kelapa Gading itu semua ditempuh. Cara-cara seperti itulah yang dilakukan untuk membuktikan dedikasi kita dan juga produk yang diantar harus selalu dalam kondisi dingin dan benar sesuai degan pesanan konsumen. Dari hal semacam itulah yang membuat pelanggan percaya dan merekomendasikan ke relasi lainnya,” pungkas Hendrik.
Kelebihan Jus Mama Roz
- - Berbahan baku buah segar, tanpa konsentrat, bahan pengawet atau zat artifisial lainnya
- - Siap diantar ke rumah, juga bisa ditemukan di supermarket ataupun hypermart
- - Dalam kondisi apa pun jus akan diantarkan ke konsumen, bahkan dalam kondisi banjir
besar seperti yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu
Sepatu anti air di musim hujan
Meraup uang jutaan dari laundry bulanan
Usaha barang seken layak direken
Beternak merpati balap omsetnya mantap
Tours and travel terus menggurita
Jika ingin mengutip/menyebarluaskan artikel ini harap mencantumkan sumbernya.
Source : majalahpengusaha.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar