Sarung Sepatu Anti Air di Musim Hujan, Uang Terus Mengalir.
Meskipun hanya elemen kecil bagi pengendara motor, sarung sepatu anti air buatan Gunarso menguasai pasar Indonesia bahkan tembus Australia. Fisamawati
Ketika musim hujan tiba, para pengendara sepeda motor sering dibuat jengkel. Apalagi, jika saat itu si pengendara sepeda motor tengah dikejar waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, memaksanya untuk menembus derasnya hujan. Tak ada pilihan selain ‘berhujan ria’ dengan kondisi basah kuyup sesampainya di tempat tujuan.
Tetapi kondisi ini jelas merugikan si pengendara sepeda motor. Selain pakaian basah, sepatu pun bisa terkena dampaknya. Meski sepatu berada di bagian bawah tubuh, tetapi memiliki nilai ketika hendak bertemu relasi. Kondisi basah dan lembab, jelas bukan kondisi yang menyenangkan. Oleh karena itu, sarung sepatu anti air merupakan langkah tepat untuk mengatasinya.
Walaupun masih terdengar asing di telinga karena belum memasyarakat, bahkan di kalangan pengendara sepeda motor sekalipun. Tetapi keberadaan sarung sepatu anti air atau akrab dengan sebutan sarung sepatu anti hujan ini sangat penting, agar saat melintasi jalan dengan kondisi hujan, sepatu tetap kering. Sarung sepatu anti hujan, sangat bermanfaat bagi mereka yang bekerja di lapangan, utamanya saat musim hujan.
Kondisi di atas mengilhami Gunarso, belajar dari pengalamannya yang juga berprofesi sebagai karyawan di salah satu perusahaan telekomunikasi dan merasa risih jika musim hujan tiba, membentuk tekadnya untuk membuat sarung sepatu anti hujan. “Iya, jika musim hujan biasanya jalan tergenang air dan becek. Dan bagi pengendara motor yang mayoritas ingin berangkat kerja, jelas ini menjadi kendala. Sepatu kotor atau basah, jelas ini bukan kondisi nyaman untuk bekerja,” keluhnya saat memulai percakapan.
Di bawah label DR yang diambil dari huruf depan nama kedua anaknya- Daffa dan Rayyan, ia memulai usaha sejak Desember 2006 silam kemudian melakukan pemasaran awal 2007. Hasilnya, kini sarung sepatu anti hujan buatannya mampu terjual hingga 10 kodi atau 200 pasang per bulannya padaa saat musim hujan, seperti bulan September dan Oktober. Berbeda jika musim kemarau, sarung sepatu anti hujan meski masih diminati pengendara motor, namun untuk jumlah banyaknya permintaan sekitar 3 kodi setara dengan 60 pasang sepatu.
“Memang musim hujan bisa mendongkrak jumlah penjualan sarung sepatu. Waktu mulai memasarkannya, saya sedikit kesulitan. Karena, mayoritas pengendara motor belum banyak yang tahu kegunaan sarung sepatu tersebut,” kata suami Haulaini. Sulitnya memasarkan produk sarung sepatu ciptaannya, Gunarso pun terjun langsung ke lapangan mempromosikan sarung sepatu yang terbuat dari water proof. Dengan kegigihan berusaha, waktu itu, ia memajang produk sarung sepatu di pinggir jalan. Ditambah, memasarkannya di tempat-tempat strategis- misalnya parkiran motor.
Ia menambahkan, saat dipasarkan ke publik, banyak yang melirik dengan penasaran bahkan tak tanggung-tanggung bertanya langsung kepadanya. Kesabaran pun dituntut, sedikit demi sedikit, ia memberikan sosialisasi kepada pengendara motor mengenai sarung sepatu yang dipamerkan di atas mobil pribadinya. Biasanya, pertanyaan umum yang terlontar seputar kegunaan sarung sepatu tersebut serta aman tidaknya digunakan saat mengendarai motor.
“Keamanan dapat terjamin. Ketahanan dalam manufer berkendara tidak akan terganggu meskipun menggunakan sarung sepatu. Ukurannya yang all size, pengendara dengan leluasa dapat pindah dari gigi satu ke gigi lainnya secara mudah. Keamanan berkendara pun didukung oleh bahan bagian telapak sarung sepatu yang terbuat dari karet, sehingga bersifat elastis dan fleksibel. Bentuk pola teksturnya pun mengikuti sepatu aslinya. Jadi tak perlu khawatir terpeleset,” imbuh Gunarso.
Dikatakan pria lulusan S2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Indonesia ini, investasi usaha yang ditanamkannya berkisar Rp 4 juta. Biaya tersebut ia gunakan untuk membeli perlengkapan bahan sarung sepatu atau biasa disebut bahan 420, karet untuk bagian telapak, tali, dan elemen lainnya. Sedangkan sistem produksi bersifat borongan, dalam artian semua pekerja tidak tetap dan bekerja ketika ada orderan. Gunarso pun jitu memperhitungkan biaya operasional dan produksi, maka ia pun enggan membuat konveksi sendiri. “Pasti investasinya jauh lebih besar karena harus membeli mesin produksi, nantinya jauh lebih berisiko,” ungkapnya tegas.
Dengan produksi 500 pasang setiap bulannya, sarung sepatu anti hujan yang didesain dari ide kreatifnya, kini mampu tembus ke wilayah Jabodetabek, Cianjur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Batam, Riau, Bengkulu, Medan, Kalimantan, Sulawasi Tengah, dan Poso. Dan baru-baru ini, ada permintaan dari Australia untuk pengadaan sarung sepatu anti hujan ini. Hanya saja, permintaan luar negero tersebut harus mengganti bahan telapak karet yang lebih tebal untuk meyakinkan dari segi safety-nya. “Ini sedang saya lakukan, begitu juga dengan bentuk desain sekarang ini. Saya sedang membuat desain barunya,” akunya yang terbuka menerima masukan dari pengguna produknya.
Menggabungkan tempat usaha dengan hunian pribadi di Perumahan Bukit Rivaria Depok, Gunarso optimis usahanya memiliki peluang, meski terpengaruh faktor cuaca. Dengan analisa kasar bertambahnya populasi pengendara motor setiap tahunnya maka memberikan celah bagi sarung sepatu anti hujan. Belum lagi, masih jarangnya pengendara motor yang menggunakan sarung sepatu tersebut. Sedangkan, menurutnya, produk yang dibuatnya baru berkisar ribuan pasang, jadi dinilai tidak sebanding dengan populasi yang ada.
Sekalipun ada beberapa kompetitor di bisnis sejenis, ia tetap berkeyakinan, produk berlabel ‘DR’ mampu bersaing. “Pengguna lebih menyukai produk ‘DR’ karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah. Saya pun tak perlu khawatir, biasanya pesanan pun datang dari dealer-dealer motor terkenal. Namun, untuk labelnya diganti dengan brand motor tersebut. Mereka pesan biasanya untuk souvenir jika ada pembeli baru atau untuk hadiah,” terangnya yang menjual produknya seharga Rp 20 ribu per pasang..
Ditambahkan, untuk perawatan sarung sepatu sangat mudah. Hanya cukup dicuci dan dikeringkan di bawah panas matahari setelah digunakan. Ini untuk menghindari kelembaban akibat terkena air hujan. Rasanya, membuat dan merawat sarung sepatu anti hujan tidak sulit. Mau mencoba?
Jika ingin mengutip/menyebarluaskan artikel ini harap mencantumkan sumbernya.
Usaha makanan cepat saji
Tip biar bisnis bisa go public
Usaha jus pesan antar
Usaha barang seken layak direken
Beternak merpati balap omsetnya mantap
Source : majalahpengusaha.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar