Tak terlalu banyak yang mengetahui ihwal terarium. Justru inilah peluang untuk menggarapnya menjadi sebuah bisnis dengan profit 300 persen. Wiyono
Banyak hal dilakukan guna membuat sebuah ruangan tampil cantik, seperti pemilihan desain dan penataan interior, dekorasi, termasuk tanaman hias, lazim pula ikut dijadikan tambahan. Dan booming tanaman hias pada akhir-akhir ini telah memikat banyak orang mencicipi bisnis satu ini. Coba saja, para ibu rumah tangga, khususnya di perumahan-perumahan, getol tiap diajak berbincang soal jenis-jenis tanaman hias yang harganya tengah melangit. Bahkan mereka pun fasih menyebutkan nama-nama latin semacam anthurium, aglonema, adenium, dan sebangsanya? Di antara ibu-ibu itu juga kerap saling bertukar pengalaman dan sekaligus barter tanaman bunga milik masing-masing. Walau begitu, setiap nursery di sepanjang jalanan juga tetap ramai diserbu pembeli. Kesimpulannya, hingga bertahun-tahun ke depan sepertinya bisnis tanaman hias bakal tetap mekar.
Berbicara soal kembang atau tanaman hias, kebanyakan pemahaman kita adalah wujud tumbuhan yang ditanam dalam media pot, entah itu untuk ditaruh di tengah landscape sebuah taman, diletakkan di lantai ruangan atau digantung agar bisa menikmati keindahan bunga, daun, atau batangnya yang indah. Namun, di tengah masyarakat kita ternyata belum banyak tahu adanya metode tanam tumbuhan hias di dalam wadah kaca, atau kerap disebut terarium, sehingga alih-alih menjadikannya sebagai lahan bisnis. Dari sepuluh tempat berjualan kembang belum tentu dijumpai satu penjual yang menyediakan terarium. Padahal di luar negeri, khususnya kalangan pecinta tanaman hias, terarium sangatlah populer dan malahan merupakan salah satu hobi yang digemari. Lebih dari itu, harga jualnya pun lumayan tinggi.
Tidak dipungkiri, menurut Eneng Susilawati, penyedia jasa pelatihan pembuatan terarium di daerah Bogor, penyebabnya barangkali karena aslinya seni tanaman hias tersebut berasal dari benua Eropa yang mengalami empat kali perubahan musim. “Agar tetap dapat menikmati hijaunya tanaman hias sepanjang tahun, maka berkembanglah seni miniatur taman memakai wadah semacam botol, gelas, akuarium, toples atau bahan yang terbuat dari kaca transparan,” jelasnya. “Dengan demikian, terrarium dapat disebut taman mini dalam kaca,” lanjut mahasiswi tingkat akhir IPB di Departemen Agronomi dan Hortikultura itu.
Sebenarnya miniatur taman ini sudah ada sejak 500 tahun sebelum masehi. Namun secara ilmiah, terarium dalam bentuk modern pertama kali baru diperkenalkan pada tahun 1827 oleh Nathaniel Ward, doktor ilmu fisika asal Inggris. “Di Indonesia dibawa oleh orang-orang Belanda,” imbuhnya.
Dikatakan, meskipun terbatas, di Indonesia hobi terarium mulai berkembang pada tahun 90-an. Awal ketertarikan Eneng juga bermula dari salah satu mata kuliah yang pernah diikuti, yakni satu bab yang membahas holticultura landscape. Seterusnya ia masuk ke dalam himpunan profesi agronomi di bidang kewirausahaan, salah satu kegiatannya menjadi panitia pelatihan di beberapa sekolahan, di antaranya pembuatan terarium.
Respon positif ternyata bukan hanya datang dari para murid sekolah, wali murid, khususnya para ibu, banyak yang tertarik mendapatkan pelatihan privat. Akhirnya, bersama beberapa rekan kuliahnya, Eneng membuka jasa pelatihan sekaligus melayani pesanan pembuatan terarium.
Membuat terarium sejatinya tidak terlalu sulit, baik itu sekadar untuk hobi atau bila hendak dijadikan bisnis. Dikarenakan bentuknya mini, dalam jumlah banyak sekalipun, kita tidak perlu ribet menyediakan lahan secara khusus. Keuntungannya kita cukup hanya memanfaatkan ruangan yang telah ada di rumah kita.
Tanaman yang bisa digunakan juga gampang diperoleh dan beragam, tinggal disesuaikan menurut tema dan keinginan masing-masing. Misalnya, terdapat jenis terarium dengan botol/ wadah tertutup atau terbuka. Jenis tertutup biasanya dipilihkan tumbuhan yang tahan kelembaban. Selain itu, pada prinsipnya semua jenis tumbuhan bisa dipakai, tetapi biasanya sengaja dipilih jenis tanaman yang bandel, mudah tumbuh dan mampu bertahan hidup, dan paling penting dipilih tanaman yang masih kecil. Maklum, sebab media tumbuhnya memang sengaja dibuat miskin. Pemupukan sedapat mungkin juga dihindari untuk mencegah tanaman tersebut menjadi cepat tumbuh besar.
Secara singkat, seperti penjelasan Eneng, sebelum mempersiapkan peralatan, wadah, dan tanaman, tahap pertama hendaknya menentukan tema terarium tema terlebih dahulu. “Jenis tanamannya beragam, crypthantus (sejenis nanas-nanasan), aloyvera, kaktus, jenis bromeliad, lidah mertua (sancievera), paku lumut (lichens), fittonia, sirih gading (epriperum), begonia, dracaena, chamaedorea (palem kecil), dan sebagainya,” sebut Eneng.
Sementara itu media tanamnya juga beragam, dipilih yang bersifat porous dan cukup subur. Beberapa media yang digunakan antara lain arang sekam, sphagnum moss, kompos dan zeolit. Tidak ada satu aturan baku di dalam menyusun media tanaman, namun berdasarkan fungsi masing-masing dapat diperoleh susunan dari bawah ke atas sebagai berikut, zeolit kasar, sphagnum moss, arang sekam, kompos, dan zeolit halus. Pertama, zeolit kasar dimasukkan ke dalam wadah dengan ketebalan sekitar 1 cm. Setelah itu sphagnum moos ditaruh tepat diatas zeolit kasar, dan di atasnya diberi arang serta kompos masing setebal 1 cm dan 2 cm. Sesudahnya tanaman yang telah disiapkan baru dimasukkan, dan kembali tutupi dengan kompos kurang-lebih setebal 3-4 cm atau sampai menutupi seluruh akar. Lapisan paling atas ditutup dengan zeolit halus secukupnya. Sebagai pemanis dapat pula ditambahkan pasir atau kerikil berwarna, serta aksesoris untuk ditempatkan diatas media sebagai pelengkap atau hiasan.
Lebih lanjut, sama halnya dengan tanaman hias, terrarium membutuhkan perawatan berkala agar tetap menarik, meliputi penyiraman, pemenuhan kebutuhan cahaya dan suhu, pemupukan, pemangkasan, pembersihan serta pemberantasan hama dan penyakit. Meskipun relatif tidak mudah terserang hama dan penyakit dibandingkan dengan tanaman di ruang terbuka, musuh yang harus diperhatikan yaitu semut, kutu, dan kepik penghisap cairan tanaman. Pemberantasan hama cukup secara manual.
Dari segi bisnis, Eneng mengatakan, terarium mempunyai prospek sangat bagus karena belum banyak yang menekuni usaha ini sebagaimana budidaya tanaman hias dalam pot. Kalau kita cukup kreatif kita bisa membuat terarium dalam satu wadah terarium terdiri bermacam-macam jenis tanaman, hasilnya pasti sangat menarik. Sedangkan jenis tumbuhannya cukup mudah diperoleh di nursery.
“Rencananya saya akan mengadakan rental terarium dan refill. Banyak terarium lama yang mati, atau barangkali pemiliknya sudah bosan. Jadi istilahnya kita menerima isi ulang,” ujarnya. Sayang sampai saat ini yang dilakukan baru sebatas melayani pesanan, terutama karena faktor modal dan kesempatan. Maklum sementara waktu ia masih berkonsentrasi pada studi.
Modal investasi yang diperlukan sebenarnya tidak terlalu besar sebab tidak memakan lahan terlalu luas. Tergantung dari bahan-bahan, jenis wadah kaca maupunpun jenis tanaman yang disediakan, kapital awal sekitar Rp 1 juta hingga Rp 10 juta sudah bisa jalan. Berdasarkan pengalaman Eneng saat melayani pesanan, ia menjual produk berkisar Rp 100 ribu-Rp 250 ribu. Tetapi harga tersebut bisa lebih murah, atau bahkan lebih mahal hingga jutaan rupiah. Maka keuntungannya pun relatif, profit margin bisa berkisar 10% sampai lebih dari 110%. “Harga disesuaikan dengan pesanan, baik tempat kaca yang dikehendaki dan jenis tanamannya apa,” ungkapnya.
Analisa Bisnis:
Analisa usaha terarium secara sederhana sebagai berikut:
I. Investasi Awal:
- Pembelian bibit tanaman Rp. 200.000,00
- Pengadaan wadah kaca dan peralatannya Rp. 600.000,00
- Pengadaan bahan-bahan media tanam Rp. 200.000,00
Jumlah investasi awal Rp 1.000.000,00
II. Pendapatan Usaha:
Penjualan sekitar 20 buah terrarium @ 150.000,00 = Rp 3.000.000,00
III. Keuntungan Usaha:
Rp 3000.000,00-1000.000,00 = Rp 2.000.000,00
IV. Kesimpulan:
Profit margin mencapai 300%. Apabila dalam sebulan memiliki omset penjualan hingga 100 buah atau total penjualan Rp 15.000.000,00, maka keuntungan yang diperoleh bisa mencapai Rp 10.000.000,00.
Hobby motor mendulang uang
Bisnis terarium untung 300 persen
Usaha larva bawal
Usaha barang seken layak direken
Jika ingin mengutip/menyebarluaskan artikel ini harap mencantumkan sumbernya.
Source : majalahpengusaha.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar