Berbahan baku kentang segar dengan 55 varian topping, DoNutboyz terasa berbeda dengan donat yang sudah ada. Dua tahun diwaralabakan gerainya berjumlah 116. Wiyono
Knowledge is power. Nicolaus Dicky Sumarsono, jebolan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti angkatan 1991 dan sempat menyelesaikan pendidikan Food and Beverage Management pada Hotel Management School Leuwardeen Holland, mulai malang-melintang sebagai konsultan restoran, cafe, lounge and hotel sejak tahun 1992. Sampai akhirnya, tahun 2004 ia dan Ery Isfandiary, kakak kelasnya sewaktu di Trisakti mengembangkan bisnis tersebut bersama-sama. Setahun setelah itu mereka bahkan mulai tertarik masuk ke bisnis franchise. Maka lahirlah merek-merek waralaba seperti The Bizztro Dining & Coffee, Donutboyz, Mama's Nasgor, Redgrill Steak & Shakes, di bawah bendera PT. Choice Plus Indonesia.
“Kami sangat tertarik dengan bisnis di bidang makanan dan minuman, karena selain merupakan bidang yang kami kuasai, bisnis ini mempunyai regenerasi pasar yang panjang serta jangkauan pasar sangat luas. Bisnis ini pun prospektif sekali,” Dicky berdalih. Dan ternyata, seperti dikatakan, bisnis tersebut berhasil cukup memuaskan, salah satunya yakni waralaba kue donat, DoNutboyz.
Donat bukan lagi makanan asing di telinga kita. Kue berciri khas bolong di tengah itu hadir mulai dari kafe mentereng hingga warung jajanan di pinggir jalan kaki lima. Setiap orang bahkan begitu gampang mengingat sebutan Dunkin Donut untuk sebuah nama waralaba asing dengan menu utama kue donat. Bahkan masih terdapat sejumlah nama waralaba donat lainnya, baik asing maupun lokal. Namun hadirnya begitu banyak pemain kawakan ternyata tidak membuat ceruk pasar lantas jenuh. Karena faktanya bahwa pangsa tidak susut, melainkan justru makin mengembang. Setidaknya itu telah dibuktikan sendiri oleh Dicky Sumarsono.
Dikatakan, DoNutboyz merupakan bisnis makanan donat yang menyasar kalangan menengah ke bawah. Oleh karenanya harga yang dipatok relatif terjangkau Rp 3.000,00-Rp 4.500,00 saja. Outlet pertama dibuka pada bulan Maret 2005 di Solo, Jawa Tengah, berjalan lumayan bagus dengan BEP dicapai hanya dalam kurun waktu hanya 10 bulan. Setahun kemudian, Maret 2006, waralaba DoNutboyz pun mulai diperkenalkan. Tidak segan-segan, dalam setahun Dicky mengikuti tiga kali pameran franshise. Kini, kurang lebih dua tahun tahun setelah diwaralabakan, jumlah outlet sudah berkembang menjadi 116 buah di 12 kota di seluruh Indonesia.
Disebutkan pula, pada tahun 2008 ditargetkan jumlah outlet bertambah lagi sebanyak 60 outlet atau rata-rata 5 buah per bulan, terutama outlet yang berbentuk booth. Konsep mirip gerobak ini cukup memerlukan modal investasi sekitar Rp 10 juta dan lebih merupakan konsep jemput bola untuk diletakkan di rumah sakit, apotik, tempat praktek dokter bersama, mall, supermarket, airport dan lain-lain.
Lebih lanjut Dicky menerangkan, keseluruhan terdapat empat macam konsep franchise DoNutboyz yang ditawarkan, open kitchen counter, mobil toko, booth atau model gerobak, maupun bakery shop and café, yaitu toko donat dengan berbagai varian rasa serta toping dengan dilengkapi aneka minuman seperti coffee, chocolate, juice, tea, milkshake, punch, dan beberapa menu makanan tambahan lainnya.
DoNutboyz Open Kitchen Counter bisa dibilang semacam gerai mini, biasanya bertempat di pusat-pusat perbelanjaan. Ukurannya sekitar 6 m2, di mana donat diolah dan digoreng di konter sehingga pembeli bisa melihat secara langsung proses memasak. Harga franchise yakni Rp 45 juta. Sedangkan DoNutboyz Mobil Toko merupakan konsep mobil keliling di wilayah padat penduduk atau mangkal di depan pusat keramaian. Franchise fee sebesar Rp 53 juta dan belum termasuk kendaraan pick-up yang mesti disediakan oleh investor.
Dijelaskan, paket waralaba DoNutboyz Bakery Shop and Café adalah yang paling lengkap, tetapi tentu saja butuh dana cukup besar. Sebagai contoh, dalam satu paket, franchise fee plus peralatan Rp 215 juta, sewa tanah dan gedung selama setahun Rp 102 juta, ditambah biaya renovasi dan penambahan peralatan Rp 100 juta, serta biaya operasional Rp 80 juta. Jadi total dana yang harus disiapkan adalah sekitar Rp 497 juta.
Akan tetapi bagi calon investor tidak perlu berkecil hati. Dicky mengatakan, balik modal bisa tercapai dalam waktu relatif pendek, kurang dari 15 bulan. Sekadar gambaran, sebuah outlet di daerah Ciputat dengan jumlah karyawan sekitar 20 orang, sehari mampu menjual donat antara 1.200-1.500 buah. Sementara profit margin konon bisa mencapai 50%. “Omset penghasilan per bulan untuk sebuah DoNutboyz cafe adalah sekitar Rp 150 juta,” ujarnya.
Di samping itu, seperti disebutkan, terdapat diferensiasi sehingga Dicky optimis Donutboyz tetap diterima pasar hingga jangka panjang, seperti bahan bakunya yang terbuat dari kentang, mempunyai lebih dari 55 macam varian topping, serta kemasan/ packaging yang menarik menarik.
Seperti diketahui, di lapangan belum banyak dijumpai donat kentang baik dalam dalam gerobak, gerai mini, ataupun mobil roti namun memiliki variasi topping beragam semisal cheese, abon ayam, vanilla, strawberi, blueberi, durian, coklat, kacang, dan sebagainya. Untuk bahan baku donat, dipakai campuran tepung terigu dan kentang dari varietas pilihan dengan perbandingan 50:50 sehingga terasa lembut saat digigit. Dan meskipun tanpa tambahan pengawet, menurut Dicky, donat-donat itu tahan disimpan lebih dari sehari dengan tidak mengeras alias tetap empuk.
“Donutboyz adalah donut kentang segar tanpa bahan pengawet sama sekali. Jika dibandingkan dengan beberapa bisnis franchise makanan lainnya, Donutboyz bukan produk sementara atau hanya sebagai trend saja, tapi lebih kepada product needs yang sudah pada tahapan dibutuhkan orang setiap saat, dan bisa berfungsi sebagai pengganti nasi. Orang dari segala umur bisa makan donat kentang setiap hari. Tapi kalau beberapa produk makanan lainnya belum tentu bisa dimakan setiap hari, bahkan bisa saja orang cepat bosan atau berhenti bila trennya sudah mulai turun,” urainya menegaskan. Jadi, apabila Anda juga tertarik ikut mencicipi manisnya bisnis donat kentang, mungkin inilah saatnya.
Perbedaan Donutboyz dibandingkan donat lain
- Bahan baku berasal dari kentang segar
- Memiliki 55 macam varian topping
- Bisa menggantikan makanan pokok nasi, sehingga bisa dikonsumsi tiap hari
- Di-setting sebagai bisnis yang permanen, bukan hanya bisnis yang mengikuti trend
Analisa Bisnis Franchise DoNutboyz Bakery Shop and Café:
Modal Awal Usaha:
Franchise fee & Equipment Rp. 215.000.000,-
Sewa tanah & gedung Rp. 102.000.000,-
Working capital Rp. 80.000.000,-
Renovasi & tambahan alat Rp. 100.000.000,- +
Total Investasi awal Rp. 497.000.000,-
Pendapatan Rata-Rata/ Bulan: Rp 150.000.000,-
(Profit Margin 30%)
Pendapatan Kotor Bulanan: Rp 45.000.000,-
Kesimpulan:
BEP sudah tercapai dalam waktu 12 bulan pertama.
Jika ingin mengutip/menyebarluaskan artikel ini harap mencantumkan sumbernya.
source : majalahpengusaha.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar