Lantaran kue moge Jepang di Indonesia kecil, pabrikan di Negeri Sakura enggan mengekspornya. Peluang ini dimanfaatkan oleh Hobby Motor. Wiyono
Setiap hari sekitar 4,5 juta sepeda motor berseliweran di jalan-jalan di ibukota dan diperkirakan setiap tahun jumlahnya akan selalu meningkat. Namun seperti kita lihat, padatnya arus kendaraan bermotor itu didominasi jenis bebek yang notabene merupakan alat transformasi alternatif murah bagi sebagaian besar masyarakat.
Pasar jenis kendaraan ini maupun sepeda motor dengan ukuran cc kecil lainnya, atau di bawah 250 cc merupakan primadona di Indonesia. Fenomena ini berbeda dengan negara-negara maju seperti di Eropa, Amerika Serikat, Kanada, serta beberapa negara Asia, seperti Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. Di sana jenis sepeda motor dengan kapasitas besar hingga 1500 cc justru merajai pasaran. Alasannya wajar: tingginya tingkat kemakmuran serta daya beli masyarakat. Bagi produsen kendaraan bermain di kelas motor besar juga jelas lebih menguntungkan karena harga pasarannya tinggi.
“Harga jual per unit berkisar antara Rp 70 juta-Rp 300-an juta,” ungkap Michael, pengelola showroom penjualan moge, Hobby Motor yang terletak di bilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Oleh karenanya konsumennya terbatas kalangan berduit yang betul-betul hobi. Jumlah yang relatif kecil mengakibatkan pabrikan motor khususnya asal Jepang yang mendominasi penjualan sepeda motor di Indonesia, umumnya enggan mendatangkan jenis motor besar dan memilih melepaskan ke tangan importir umum.
Apabila produsen asal Jepang menganggap pasar moge di Indonesia sekadar kue kecil sehingga kurang menguntungkan, justru sebaliknya ini menjadikannya peluang bagi para pengusaha lokal. Toh, tetap ada motor besar khusus buatan Eropa dan AS seperti Ducati, Aprilia dan Harley Davidson diimpor secara resmi oleh distributor dalam kondisi built up.
Terbukti pula dari keuntungan penjualan rata-rata 5-7 unit per bulan Hobby Motor, sebagai salah satu tempat penjualan moge asal Jepang mampu bertahan dengan menempati tiga lahan ruko untuk penjualan, sekaligus bengkel dan penjualan aksesori maupun spare part. “Rencananya dalam waktu dekat kita mau buka cabang, sekarang baru mencari-cari tempat tetapi tetap di sekitar daerah Kebayoran sebab dari mana pun, orang Jakarta pasti larinya ke Jakarta Selatan,” bubuh Michael.
Bisnis tersebut sesungguhnya kepunyaan Sofyan Ibrahim yang tak lain orang tua sarjana ilmu manajemen Perbanas lulus 2002 yang mengaku menyukai sepeda motor jenis sport ini. Semula Michael membuka usaha rental khusus moge sejak 1998 untuk para wisatawan di Pulau Dewata. Selepas peristiwa bom Bali jumlah wisman turun drastis sehingga bisnis itu pun sepi. Ia hijrah ke Jakarta dan mengubah haluan bisnis menjadi penjualan moge yang menyediakan motor merek Jepang, Honda, Yamaha, dan Suzuki. Alasannya, menurut Michael, model maupun desain motor Jepang lebih sesuai dengan karakteristik iklim serta kondisi alam di Indonesia.
Di Jepang, seperti dituturkan, setiap bulan selalu keluar ratusan tipe baru sepeda motor. Melalui hubungan baik langsung dengan produsen maka Hobby Motor dapat memperoleh referensi yang up to date. “Produk motor Jepang terdapat dua jenis. Pertama yang khusus dijual di dalam negeri, dan kedua adalah jenis-jenis untuk ekspor. Produk yang khusus untuk pasar lokal biasanya setelah empat tahun mulai dipasarkan keluar. Kebetulan kami mendapatkan produk lokal tersebut,” ungkap Michael yang berani jamin semua motor yang dipajang di showroom-nya pasti susah diperoleh di tempat lain.
Meskipun khusus menyediakan 3 merek moge asal Negeri Sakura, peminat motor besar jenis merek lain pun tetap dilayani melalui order khusus untuk tidak mengecewakan konsumen. Di samping itu, selain telah dibekali surat-surat lengkap, bagi pembeli disediakan layanan purna jual berupa servis di bengkel dengan fasilitas antar-jemput kendaraan khususnya layanan di dalam kota. Menurutnya ada dua macam servis yang harus diperhatikan pemilik moge, yakni servis kecil setiap 6 bulan serta servis besar tahunan. “Moge biasanya tidak dipakai setiap hari jadi tidak perlu servis bulanan asalkan sering dipanasi, paling tidak 2-3 kali seminggu,” ujarnya.
Spare part khususnya ban dan rantai telah tersedia, namun untuk komponen lainnya Michael mengaku tidak berani melakukan stok karena khawatir tidak akan terpakai “Saat perlu barang baru pesan via email, 4 hari barang telah sampai langsung dari Jepang,” ungkapnya. Aksesori atau pelengkap kendaraan meliputi jaket, celana, breast protector, sarung tangan, helm didatangkan dari Singapura atau Jepang. Kisaran harganya antara Rp 200 ribu-Rp 5 juta.
“Sementara ini belum ada produk dari dalam negeri karena belum ada yang melakukan penawaran. Kalau kualitasnya bagus kenapa tidak dicoba?” akunya berkilah.
Selain itu di showroom penjualannya Michael menyertakan jenis motor anak-anak buatan Malaysia meliputi berbagai.model, sport, trail, ATV, dan lain-lain. “Kalau yang ini tidak disertai surat-surat karena hanya diperuntukkan sebagai mainan anak-anak,” selorohnya sambil terkekeh.
Jenis motor yang paling laku, seperti disebutkan, yakni jenis-jenis trail, kecuali dipakai oleh pengguna perorangan juga banyak disukai sebagai kendaraan proyek di daerah pertambangan. “Karena scooter-matic sedang naik daun kita akan sediakan versi besar segera,” ujarnya. Sebagai strategi dalam pemasaran biasanya cukup ampuh dengan memanfaatkan komunitas penggemar moge yang sudah ada dan berkembang di tanah air. Misalnya setiap kali keluar item baru mereka kita undang, sekadar untuk melihat-lihat sambil ngobrol. Kita juga kerap mengontak pelanggan yang dicatat dalam databse pelanggan setiap bulan, baik melalui telepon atau email.
Soal harga unit cukup selangit diakui pria keturunan Padang ini merupakan sandungan yang cukup merepotkan. Konsumen umumnya orang yang hidup dengan ekonomi mapan, tetapi biasanya yang berumur atau sudah berkeluarga. Sebelum memutuskan membeli motor yang harganya cukup mahal banyak pertimbangan terlebih dahulu, seperti ijin istri dan lain sebagainya. “Tentunya mereka yang benar-benar kepengin banget,” tukasnya.
Masih soal penjualan, ia pun mengaku pada awalnya cukup sulit mendapatkan lembaga pembiayaan yang bersedia mendanai. Padahal fasilitas kredit sudah barang tentu akan sangat membantu. Selain itu banyak pembeli justru dari luar kota di seluruh Indonesia, maka ia terpaksa memakai jasa perbankan asing meskipun prosesnya cukup berbelit. Beruntung kini setiap pembelian kredit sudah ditangani leasing. Maka motor besar itu telah siap unjuk gigi.
Usaha BatikUsaha Kecantikan
Tours and travel terus menggurita
Franchise fee back guarantee
Jual kue untuk yang berduit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar