Omset satu counter Clup-Clup bisa mencapai Rp 9 juta per bulan. Marjinnya 30 persen atau hampir Rp 3 juta. Suatu peluang yang layak Anda tangkap. Agus Wijaya dan Sukatna
Nabi tidak pernah dikenal di kampungnya sendiri. Suatu ungkapan yang menyatakan bahwa sesuatu itu belum tentu dikenal atau menuai sukses di tempat kelahirannya. Bisnis Clup-Club, misalnya, justru sempat mengalami kematian di tempat lahirnya, Yogyakarta. Padahal di Jakarta dan di kota-kota lain Clup-Clup mengalami pertumbuhan yang pesat.
Prestasi Clup-Clup ini tak terlepas dari tangan dingin Budi Utoyo. Pada saat Clup-Clup di kota Gudeg masih hidup, Budi adalah pemegang master franchise di Jakarta. Tetapi karena induknya sudah mati, Budi Utoyo akhirnya mengemudikan perkembangan Clup-Clup ini dari Jakarta. Hasilnya luar biasa, kini outletnya sudah berkembang menjadi 34 buah di antaranya di Padang, Lampung, Jabodetabek, Bali, Lombok, Makssar, Banjarmasin, Medan dan Yogyakarta sendiri. Konsep yang diusung Budi dari makanan serba rebus dan goreng ini adalah makanan cepat saji yang bergizi tinggi. Konsep ini membidik segmen anak-anak sekolah dan orang umum yang suka ngemil tetapi sehat.
Budi meyakinkan, Clup-Clup memiliki jenis makanan yang enak, bergizi tinggi dan sehat. Oleh karena itu, kalau bisnis ini dikelola dengan baik akan bisa berkembang dengan pesat.
Inovasi menu makanan yang diciptakan Clup-Clup juga cukup bervariasi. Untuk bakso, misalnya, ada bakso bunga, bakso Solomon, dan bakso ikan. Bahkan Clup-Clup memberikan keleluasaan kepada franchisee-nya di daerah untuk menambah menu yang disajikan, sesuai dengan kebutuhan menu pavorit untuk masing-masing daerah. Di Lombok, misalnya, menu Clup-Clup diperkaya dengan kentang goreng. Sedangkan di Bekasi dengan menu nasi goreng.
Bahan baku yang diolah untuk makanan di Clup-Clup berasal dari sea food, daging sapi dan ayam yang telah dimodifikasi sedemikian rupa. Misalnya saja untuk jenis makanan nuggets yang biasanya di pasar swalayan menggunakan bahan baku daging ayam, di Clup-Clup nuggets bisa dibuat dari salmon, cumi, udang atau tuna. Semua jenis makanan yang sudah diolah tersebut disajikan secara khas yakini ditusuk dengan sujen, sehingga terlihat seperti sate. “Konsumen mempunyai pilihan untuk pengolahan makanannya. Pilih rebus atau goreng, tergantung dari selera konsumen,” tutur Budi. Totalitas dari inovasi Clup-Clup itulah yang membuat menunya digemari konsumen.
Lantaran Budi mengaku sangat berbahagia jika bisa membantu orang lain, maka ia memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang ingin bergabung menjadi franchisee untuk maju bersama Clup-Clup. “Sebagai mentor di Entrepreneur University saya sangat bangga bisa menularkan ilmu saya. Karena ilmu yang saya ajarkan tentang entrepreneurship maka saya sangat bangga kalau anak didik saya bisa menjadi entrepreneur. Oleh karena itu, suatu kebanggaan ketika anak didik saya banyak yang menjadi franchisee (sehingga otomatis menjadi entrepreneur-red),” sebut Budi.
Anda yang tertarik menjadi franchisee Clup-Clup cukup menyediakan dana investasi Rp 21,6 juta, sedangkan bagi calon mitra yang sudah memiliki freezer cukup menyerahkan investasi Rp 17,5 juta. Dengan menyetorkan duit Rp 21,6 juta, franchisee akan mendapatkan gerobak, kompor, genset, tempat sambal, berbagai macam panic untuk merebus, tabung gas, gelas dan alat lainnya serta training pegawai (senilai Rp 17,5 juta) . Sementara itu, Rp 2 juta digunakan untuk membeli bahan baku dan Rp 2,1 juta guna membeli freezer, yang memiliki kapasitas 200 liter.
Setelah menyetorkan dana tersebut, calon mitra atau investor mencari tempat dan dua orang karyawan. “Untuk bisnis Clup-Clup ini dibutuhkan setidaknya dua karyawan,” terang Budi.
Kapan balik modalnya? Adalah suatu kalimat yang jamak dilontarkan oleh seorang calon franchisee ketika akan membeli franchise suatu bisnis. Menurut Budi, dibutuhkan waktu tidak lebih dari satu tahun untuk bisa kembali modal. Dalam hitung-hitungan Budi, kalau satu counter Clup-Clup bisa menghasilkan omset Rp 300 ribu per hari, maka dalam waktu satu bulan sudah bisa membukukan pendapatan kotor Rp 9 juta. Maka dalam satu tahun sudah terkumpul omset Rp 108 juta. Kalau laba bersihnya sekitar 30 persen maka dalam satu tahun franchisee berhasil mengumpulkan duit Rp 32.400.000,-. Artinya, tidak sampai satu tahun investasinya sudah kembali.
“Kalau pendapatan si investor kurang dari Rp 7,5 juta sebulan, maka saya bebaskan dari royalty fee,” ungkap Budi yang mengenakan royalty fee sebesar 5% dari omset kotor per bulan. Suatu sikap yang fair.
Head Office Clup-Clup :
Komplek BSK Blok B No.4
Jl. K.H. Noer Ali – Kalimalang, Bekasi 17114
Telp. (021) 8895 0934Fax. (021) 8895 2042
Bapak Budi Utoyo, HP. 081 189 1145
Tidak ada komentar:
Posting Komentar