Sejak diluncurkan tahun lalu, warung bakso ini dibanjiri para pecinta kuliner terutama kawula muda. Apa keistimewaanya? Gita Indah Wenny
Bakso Tukul, adakah kaitannya dekat pelawak kondang Tukul Arwana? Atau, apakah benar komedian dan presenter yang tengah naik daun itu kini jualan bakso? “Silakan tebak sendiri!” begitulah jawaban pemiliknya, Bagus Adinda dan Ippho Santosa. Ternyata, bakso yang memakai nama Tukul ini adalah milik orang lain, dua anak muda yang tengah merintis usaha makanan. Usaha warung bakso ini didirikan pada akhir 2006 lalu di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Sekarang, bakso ini telah berkembang menjadi 4 outlet: 2 di Jakarta, 1 di Balikpapan, dan 1 di Mataram.
Bakso Tukul bukan mendompleng nama beken untuk mendukung strategi pemasaran. Tukul dalam bahasa Jawa yang berarti tumbuh, adalah moto yang dipakai untuk mengembangkan usaha itu untuk terus tumbuh dan berkembang. Usaha itu, menurut Bagus, lantaran ingin membantu para pemuda di sekitarnya yang butuh pekerjaan. Saat itu, banyak sekali pemuda putus sekolah yang butuh pekerjaan. Ketimbang berbuat negatif, maka anak-anak tersebut dikumpulkan lalu, dibuatlah usaha bisnis makanan.
“Yang jelas, untuk kategori bakso, nama Tukul sudah kami patenkan. Sebenarnya Tukul itu kata umum yang artinya tumbuh. Nah, kita ingin usaha ini tumbuh. Dengan demikian, orang banyak bisa mendapat manfaatnya,” ujar Bagus yang juga penulis buku Tukul: 30 Rahasia Tak Terungkap.
Bakso Tukul tidak hanya bermodalkan kenekatan atau sekedar latah. Di sekeliling Tebet, telah berdiri beragam resto bakso yang lengkap dengan aksesorisnya. Namun, berdasarkan perhitungan matang lewat strategi terencana. Maklumlah, pemiliknya adalah salah satu pakar marketing di Indonesia. Identitas brand ditonjolkan dengan berani. Bakso Tukul menggunakan warna merah baik itu untuk gerobak, logo, baner dan meja. Ini bertolak belakang dengan warung bakso yang kita kenal selama ini yang menggunakan warna hijau, kuning atau jingga.
Bakso Tukul membidik segmen para kawula muda. Untuk itulah, manajemen berhitung benar dalam mementukan lokasi. Kawasan Tebet dipilih, lantaran tempat itu sekarang banyak dibanjiri oleh anak-anak gaul, terutama pada akhir pekan. Tebet sekarang menjadi salah satu tempat hang out anak-anak muda di Jakarta. Hampir setiap malam minggu—terutama yang dekat dengan Jl Casablanca-- tempat itu macet karena banyak sekali anak-anak gaul yang nongkrong sekedar jalan-jalan atau cuci mata. Di sekitar tempat itu, selain resto dan salon, tumbuh bisnis lainnya seperti warnet games, distro, toko aksesoris dan sebagainya.
Pilihan ini ternyata tepat. Warung bakso yang didirikan dengan modal Rp 15 juta ini, ramai pengunjung. Menurut Bagus, awalnya, warung ini sangat sepi. Namun, lama-kelamaan ramai diserbu pembeli. Omsetnya mencapai Rp 1 juta/hari. Benarkah nama Tukul menjadi daya tarik warung ini? “Bisa ya bisa tidak,” Aku Bagus. Faktor citarasa lah yang menjadikan warung ini ramai dikunjungi pembeli. Bakso Tukul menyajikan menu yang berbeda dengan bakso lainnya. Ini dibenarkan olah Andre, salah satu pembeli makanan tersebut. Menurutnya, semula dia hanya penasaran ingin mencoba bakso tersebut. Ternyata setelah dicoba, rasanya berbeda dengan warung bakso lainnya. Dan, lagi, harganya cukup kompetitif cocok dengan kantong anak muda.
Bakso Tukul menyajikan makanan dalam beberapa paket yakni : paket KATRO (lontong dan empat bakso), paket nDESO (Duo Super Bakso) , paket PUAS! Dan paket CULUN dengan harga antara Rp 6 – 9 ribu.
Ke depan, Bakso Tukul dikembangkan dengan pola kemitraan (business opportunity/BO). Manajemen membuka kesempatan bagi inevstor yang tertarik untuk mencoba bisni warung bakso ini. Untuk menjadi mitra usaha, investor cukup hanya membayar Rp 5.500.000 (partnering fee)dan berhak atas nama Bakso Tukul selama 2 tahun untuk 2 outlet, pelatihan pembuatan bakso, dan bimbingan promosi lokal yang bentuknya lain dari yang lain. Adapun promosi skala nasional akan dilaksanakan oleh pusat.
Mulai bulan ke-4, mitra barulah membayar Rp 750.000 (monthly fixed royalty) kepada pusat. Uniknya, mitra tidak perlu mengambil bahan makanan dari pusat, sehingga sangat menghemat biaya produksi. Mitra juga diperkenankan menjual makanan dan minuman yang lain tanpa dibebani royalti tambahan. Dengan demikian, mitra betul-betul diuntungkan dari berbagai sisi.
Soal tempat, Ippho membebaskan kriterianya, “Mau pinggiran jalan, kios di mal, atau ruko, kami persilakan semua. Walau terbuka untuk umum, prioritas kami berikan kepada mereka yang sudah pernah berbisnis makanan. Ini untuk menyaring mitra. Apalagi sudah belasan yang mengantre dari berbagai kota.” Namun, pakar marketing tersebut menyarankan agar mencari tempat yang strategis.
Terus, apa keuntungan bagi Bakso Tukul pusat? “Dari segi uang, memang tidak seberapa. Cuma ini taktik kami untuk bisa memasuki kota-kota di luar Jakarta dengan cepat. Mitra-mitra tersebut diharapkan menjadi ‘saudara’ bagi kami yang akan membukakan jalan di kota berkenaan. Terus-terang, pertengahan 2008 kami akan memasukkan bisnis utama kami di kota-kota tersebut,” jelas Bagus apa adanya.
Dari sisi konsep dan strategi Bakso Tukul cukup bagus. Hanya pemilik atau investor harus betul-betul paham mengelola bisnis ini. Bisnis makanan sifatnya temporary. Perilaku pembeli bisa ditebak, hanya ramai pada saat-saat awal. Setelah itu, surut dan perlahan-lahan memudar. Sudah banyak contoh bisnis makanan yang gulung tikar. Naik daun saat-saat awal lalu surut dan akhirnya bubar. Apalagi, makanan seperti bakso bukanlah sesuatu yang baru. Bakso sudah menjadi makanan yang biasa. Ribuan bahkan jutaan pedagang bakso memenuhi bisnis kuliner di Tanah Air. Beraneka rasa, beragam model dimunculkan yang tujuannya hanya satu yakni meraih pembeli sebanyak-banyaknya.
Dan, Ipo tampaknya sadar akan hal ini. Dia optismistis Bakso Tukul akan berkembang. Permintaan dari berbagai daerah untuk menjadi mitra sangat besar. Namun, dia sangat selektif dalam memilih mitra. Dia tidak mau terjebak dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan pebisnis lainnya yang sudah gulung tikar lantaran salah strategi. Promosi adalah salah satu strategi yang akan dipakai dalam mengembangkan Bakso Tukul. Sayang dia enggan menyebut strategi seperti apa yang bakal dilakukannya.“Inilah yang mahal,” katanya singkat.
source : majalahpengusaha.com
Batik serat alam digandrungi
Usaha rumah bambu
Rejeki syuuur dari sayur mayur
Tip bisnis usaha go public
Usahan salon khusus kuku
Peluang emas kelinci hias
Tidak ada komentar:
Posting Komentar