BANDUNG, KOMPAS.com — Para pengusaha di Bandung, Jawa Barat, mengungkapkan perlunya ide gila untuk menawarkan produk atau jasa yang baru. Gagasan itu diperlukan untuk mencari celah pasar yang belum dipikirkan atau mengatasi hambatan usaha.
Pemilik The Big Price Cut Group, Perry Tristianto, di Bandung, Senin (6/4), mengatakan, ia pernah ditawari kerja sama menjalankan usaha penyelenggara acara. Kegiatan yang ditawarkan seperti ulang tahun remaja, pernikahan, dan sebagainya. Ia menolak karena pesaingnya sudah banyak. "Bikin penyelenggara acara orang meninggal, itu saya malah setuju. Makam seperti apa dan contoh peti matinya, bikin semua di brosur," katanya.
Adapun Pemilik Haus Tea, Tjiong Haw Hoat, mengatakan, ketika memulai usaha penjualan cakwenya, ia berhadapan dengan preman. Premannya minta cakwe. "Kalau saya lawan, berabe. Akhirnya, saya malah berpikir sebaliknya. Cakwe saya kasih terus. Setelah sebulan, ia malah mabuk cakwe," katanya.
Sementara itu, pemilik Monamic Center Marketing Consulting and Services, Jerry Koswara, mengatakan, mereka yang berniat membuka usaha merasa takut gagal. Sebagian dari mereka telah memiliki semangat untuk menjalin kerja sama dengan usaha yang lebih besar. "Namun, mereka terbentur birokrasi yang berbelit-belit. Proposal yang diserahkan tidak tahu sampai ke pimpinan atau mandek di sekretarisnya," ujar Jerry.
Source : Kompas.com
BAY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar