This blog is Sharing Experiences & Travel Joint Forum Moderator and Community Mailing List, Business Community at Home! Want to Join? send email introducing yourself to: cikalmart-prayogo71@gmail.com: Focus with Ceramic Strength Weakness! Every inch of the ASSET! just follow the mainstream, Make your self STREAMS. Work Less, Make More.
Jumat, 17 April 2009
Kardus Disulap Jadi Truk
Sejak dua tahun yang lalu, Didin mulai memanfaatkan kardus bekas untuk diubah menjadi mainan.
Kardus Disulap Jadi Truk
Fotografer - Ema Nur Arifah
Didin Wahyudin (55), memanfaatkan kardus sebagai mata pencahariannya. Kardus-kardus bekas tersebut disulap menjadi truk, bus dan rumah-rumah mainan, Senin (13/4).
Bandung - Di tengah maraknya kampanye-kampanye lingkungan, apa yang dilakukan Didin Wahyudin (55) patut diacungi jempol. Tanpa harus banyak bicara, pria kelahiran Tasikmalaya ini memanfaatkan benda tak terpakai sebagai mata pencaharian.
Kardus, bahan inilah yang digunakan Didin. Kardus-kardus bekas pembungkus benda elektronik atau makanan diubahnya menjadi beragam mobil-mobilan seperti� truk dan bus juga membuat rumah-rumah mainan.
Tak menyangka, ide mahal seperti ini bisa muncul dari seorang pria sederhana yang selama puluhan tahun berprofesi sebagai penjual koran dan majalah di pom bensin Jalan Martadinata yang kini berubah jadi Taman Pramuka.
Persaingan dalam menjual Koran pun membuat Didin harus memilih profesi lain. Maka sejak dua tahun yang lalu, Didin mulai memanfaatkan kardus bekas untuk diubahnya menjadi mainan. Kini, setiap harinya, dia menjadikan teras depan Apotek Gandapura seperti kantornya sendiri.
Dari mana ide muncul? Didin menyatakan, hobinya membaca koran dan majalah menjadi salah satu faktor yang memberinya ilham. "Saya mendapat ide dari majalah-majalah yang saja baca," ujar Didin.
Kenapa memilih kardus? Alasan Didin cukup sederhana, karena kardus bahan yang murah meriah. Tentu saja murah, karena Didin terkadang tak perlu membeli kardus bekas. Dengan sukarela, banyak orang yang datang memberikan kardus bekas untuk diolah. Tapi bukan sembarang kardus. Didin memilih kardus dengan permukaan yang datar agar mudah untuk dibentuk.
Modal yang dikeluarkan Didin pun cukup minim yaitu hanya untuk membeli penggaris, gunting atau cutter, lem, karton dan kertas kado untuk pembungkus. Selebihnya, menurut Didin modal kemauan yang keras harus terus dipacu agar kardus-kardus bekas tersebut bisa menjadi sesuatu.
"Ketekunan dan kemauan yang harus terus ada," ujar pria berkacamata ini.
Tidak perlu latihan lama bagi Didin untuk piawai dalam mengolah kardus. Sejak awal, Didin mengatakan dirinya tidak kesulitan untuk membuat pola-pola yang digunakan dalam proses pembuatan mainan mobil-mobilan.
Untuk menyelesaikan satu truk misalnya dari awal sampai akhir bisa memakan waktu selama dua jam. Proses paling sulit menurut Didin adalah membuat ban mobil yang juga terbuat dari kardus. Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian yang lebih agar tetap rapih.
Sedangkan untuk membuat rumah-rumahan Didin butuh waktu lebih banyak. Proses pembuatan mentahnya lebih banyak dilakukan di teras Apotek Gandapura, tapi untuk proses akhir Didin mengaku lebih suka menyelesaikan di rumah.
Penghasilan Didin setiap harinya tak tentu. Paling banyak Didin pernah menjual sampai 17 buah. Satu buah truk atau bus dijual Didin dengan harga Rp 10 ribu. Sedangkan untuk rumah-rumahan karena lebih rumit Didin menjual Rp 15 ribu.(ema/ern)
Detik dot.com
Beternak Lebah Madu
Produk Mesin Lokal
Usaha Baju Model Old Fashion
Usaha Kreativitas
Usaha Studio Musik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar