Jakarta - Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) seperti durian runtuh bagi bisnis delivery terutama untuk penjualan langsung (direct sale). BBM naik membuat masyarakat lebih memilih jasa pengiriman langsung untuk pembelian barangnya.
Perubahan gaya hidup seseorang untuk membeli melalui pesan antar ini karena tidak mau terbebani kenaikan BBM dengan menekan mobilitas menjadi pendorong utama kenaikan bisnis ini.
Demikian dikatakan oleh Direktur Pesan Delivery Group, Beno Pranata dalam acara konferensi pers di ajang International Motor Show (IIMS), di JCC, Jakarta, Sabtu (19/7/2008). Beno mengaku melayani pengiriman untuk semua jenis barang.
"Kita sudah memulai sejak 5 tahun lalu untuk konsep direct sale, sejak berdiri pertumbuhan naik terus, memang produk yang kita antar adalah segmen menengah ke atas," katanya.
Dikatakannya bisnisnya sangat terdongkrak oleh beberapa perusahaan yang telah mencoba menerapkan jasa penjualan langsung seperti restoran, perusahaan obat termasuk apotik, buku, CD musik. Bahkan untuk restoran, ia mengaku telah bermitra dengan kurang lebih 200 restauran.
"Harga yang diberikan sama saja kepada konsumen yang membeli secara konvensional walaupun kita antar, karena kita menerapkan sharing kepada perusahaan si pemilik produk," ucapnya.
Ia mengatakan dalam setiap hari, perusahaannya mampu melayani ratusan transaksi di wilayah Jabotabek dengan nilai transaksi hingga puluhan juta rupiah per hari atau setara dengan 200 lebih transaksi per hari.
Beno yakin, dengan perubahan gaya hidup perkotaan, ketika kepraktisan menjadi pilihan banyak orang maka bisnis ini semakin punya prospek. "Orang tidak akan mau bersusah-susah untuk membeli satu produk, tetapi haru bermacet-macetan di jalan raya," katanya.
Hingga kini Pesan Delivery Group memiliki kendaraan operasional motor sebanyak 60 unit dan 2 unit mobil
"Omset kami per tahun Rp 8 miliar sampai Rp 12 miliar. Dengan BBM naik kira-kira kenaikan bisa capai 20%, apalagi 6 bulan ke depan, orang akan semakin berhemat," jelasnya.
Ia mengaku pertumbuhan omsetnya rata-rata per tahun 40% hingga 50%. Bahkan saking optimistisnya dengan bisnis, diakuinya hingga kini belum banyak kompetitornya. "Konsep ini ditiru oleh Mc'Donald," ujarnya.
Namun sebagai bisnis yang berupaya mencari solusi atas keengganan orang untuk keluar rumah, tentunya bisnis semacam ini dihadapi dengan upaya menekan penggunaan BBM seperti masalah kemacetan.
(hen/ir)
Source : Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar