Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta merupakan pasar yang menyerupai “surga” bagi berbagai produk. Itu sebabnya berbagai produk, utamanya produk Cina, datang bagai gelombang tsunami, tak terkecuali produk handphone. Di Indonesia, sedikitnya ada 126 merek handphone Cina.
Ini merupakan tantangan yang menggoda bagi Hengky Setiawan, bos Telesindo Shop. Jamaknya orang-orang bermental pengusaha, Hengky selalu melihat peluang di balik setiap kesulitan. Bukan sebaliknya, selalu ada kesulitan di balik setiap peluang.
Pada saat handphone merek Cina sudah banyak beredar di pasaran, dan pada saat nilai tukar dolar sedang terkerek, sepertinya bukan saat yang tepat masuk ke pasar. Tetapi, bagi Hengky yang menyukai tantangan ini bukan hal yang memusingkan meskipun juga harus dipikirkan matang-matang.
“Kami memang sudah setengah tahun yang lampau mempersiapkan tiphone. Kami mempersiapkan secara matang mulai dari pengurusan perizinan, pendaftaran merek, pembayaran pajak impor dan sebagainya. Pokoknya semua sesuai aturan pemerintah, tidak ada yang bermain kucing-kucingan,” ungkap Hengky.
Penyeleksian terhadap kualitas tiphone juga dilakukan sampai tiga lapis. Itu sebabnya, Hengky berani memberikan garansi produk-produk tiphone sampai dua tahun. “Hanya dua merek (handphone) Cina yang berani memberikan garansi dua tahun, salah satunya kami,” ujar Hengky.
Bagi Hengky bersaing dengan produk-produk Cina yang lebih dulu masuk ke pasar tidak terlalu memusingkannya. Karena awalnya membangun brand tiphone memang lebih dikarenakan ia membutuhkan sebuah tantangan setelah sejumlah prestasi-prestasi signifikan berhasil diraihnya, di antaranya sebagai 1st winner The Best Mitra AD Multi Region 2008 Telkomsel yang diadakan di Napoli, Itali, 13 November 2008. Sebelumnya penghargaan tersebut juga telah diterima oleh Telesindo selama tiga tahun berturut-turut, dari tahun 2006-2008. Pada tahun 2006,acara diselenggarakan di Dubai sedangkan untuk tahun 2007 diVienna. Penghargaan ini diberikan oleh Telkomsel kepada deler terbaiknya dari semuaregional (wilayah). Dan Telesindo Shop terpilih sebagai Yang Terbaik Untuk Semua Region (Wilayah).
“Alhamdulillah, Tuhan banyak mengabulkan doa saya. Setelah beberapa cita-cita saya yang terdahulu tercapai saya butuh tantangan baru. Itulah kenapa saya membangun tiphone,” ucap pria yang menempatkan komitmen sebagai sebuah “ harga mati” ini.
Meski relatif pendatang baru di handphone merek Cina namun Hengky memilik visi, misi dan amunisi yang lebih dari cukup. Outlet Telesindo Shop lebih dari 500, dan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Downline atau resellernya lebih dari 36.000.
“Tidak sebagaimana pemain handphone Cina yang lain, saya sudah memiliki outlet, center dan jaringan sehingga saya tidak perlu berinvestasi lagi,” tutur Hengky seraya menyebutkan dirinya sudah memiliki gambaran wilayah-wilayah yang akan bisa menyerap produk-produk tiphone dengan cepat.
Tiphone, sebut Hengky, membidik pasar low-low end, suatu pasar yang justru memiliki posisi terbesar dan paling dasar dari piramida duduk. Dalam komposisi piramida ini, pasar low-low end berada di angka 110 juta dari sekitar 240 juta penduduk Indonesia.
Bukan berarti merek-merek besar tidak melihat legitnya kue pasar ini. Mereka pun juga sudah bermain di pasar ini. Namun rata-rata harga handset mereka paling murah masih di atas Rp500 ribu. Sedang handset Cina bisa menjual dengan harga Rp200 ribu.
Bermain di pasar low-low end handphone Cina tentu mempunyai keunggulan harga dibandingkan merek-merek mapan lainnya. Sedang kompetisi di handphone Cina sendiri, Hengky memiliki sejumlah strategi yang mungkin sangat berat untuk diimbangi pemain handphone Cina yang lain. Hengky sebagai owner Telesindo Shop memiliki histori kerjasama yang sangat bagus dengan beberapa operator seluler papan atas Indonesia, misalnya berkolaborasi untuk menjual produk. “Ya memang benar. Dan kerjasama ini memang sedang berlangsung, tetapi belum diluncurkan,” ujar Hengky yang enggan memerinci lebih jauh sebelum kerjasama ini diluncurkan.
Selain itu Hengky memiliki strategi untuk mengisi “lubang-lubang” yang ditinggalkan oleh pemain besar. Beberapa inovasi yang dilakukan handset-handset Cina yang tidak terdapat pada handset dari merek-merek mapan inilah yang dititikberatkan tiphone. TV-phone, tv dual SIM Card, misalnya. Dan ke depan tiphone akan mengeluarkan produk handphone yang memiliki OHP sehingga bisa digunakan untuk melihat film dan presentasi. “Harganya di bawah Rp2 juta,” sebut Hengky.
Dengan jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia, kerjasama yang erat dengan beberapa operator papan atas, mereka yang berkualitas dan garansi yang lebih lama dibandingkan dengan para kompetitornya tentu saja akan membuat tiphone bisa melesat.
“Dalam satu tahun saya pasti belum bisa beruntung,” ujar Hengky merendah. “Kalau dolar di kisaran Rp12.000-an, pertumbuhan hanya akan so-so. Tetapi tidak apa-apa saya investasi nama. Tetapi kalau dolar berada di kisaran Rp9.000-an, maka pasar ini akan booming.”
Beberapa merek tiphone yang ada di pasaran saat ini adalah tiphone 6080, tiphone 6081, tiphone 5088 dan beberapa tipe bestseller yakni tiphone 7250, tiphone 5310 dan tiphone 1255. Beberapa jenis yang bakal meluncur adalah tiphone 5000, tiphone 7708, tiphone 7260 dan tiphone T80. (SPM)
Source : majalahpengusaha.com
Kredit Handphone
Masa sekolah melatih anjing
Usaha permainan anak
Membangun pusat kecantikan
Franchise nasi uduk gondangdia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar