Rabu, 24 September 2008

Prospek Dan Potensi Lada

Melihat perkembangannya hampir setiap tahun lada mengalami kenaikan harga sesuai dengan kurs dolar yang berlaku. Pasar potensial lada hitam dan lada putih tidak hanya didalam negri saja. tetapi juga luar negri. Kurang lebih sekitar 85% dari total produksi lada Indonresia diexport keluar negri hingga saat ini.

Negara-negara pengimpor dan konsumen lada dari Indonesia diantaranya adalah Argentina, Australia, Algeria, Brasil, Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Jepang, Belanda, India, Iran, Italia, RRC, Yunani, Perancis, Tunisia, Swedia, Arab Saudi, Inggris, Amerika Serikat, Yugoslavia, Peru, Rusia, negara-negara Eropa serta negara-negara kutub yang lain.

MANFAAT & KEGUNAAN LADA
Lada putih dan lada hitam memiliki bayak seali manfaat dan kegunaan. Didaam lada terdapat kandungan zat kimia antara lain minyak eteris, resin, alkaloid dan beberapa jenis senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Lada dapat dimanfaatkan sebagai bumbu masak yang biasa dipakai oleh ibu-ibu rumah tangga, restoran , rumah makan misanya soto, gulai, nasi goring, rending, mie rebus da lain-lain. lada berfungsi sebagi pemberi aroma dan rasa sedap yang lebih baik daripada cabai karena mengandung zat resin, piperin , amidon dan selulosa yang bersifat khas yang tidak terdapat pada cabai.

Lada dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran obat-obatan yang diproses secara modern maupun tradisional seperti jamu jawa dengan dihaluskan terlebih dahulu baru kemudian dicampur dengan bahan-bahan lain.

Produk obat modern yang dikemas dalam bentuk tablet maupun kapsul pada umumnya mengandung lada dalam jumlah tertentu.Diosis yang dipakai tergantung pada jenis obatnya. Untuk membuat obat gosok dosisnya lebih besar dibandingkan membuat obat jenis lain karena obat gosok memerlukan lebih banyak bahan yang pedas dan panas.

Lada dapat juga dipergunakan sebagai campuran pembuatan minuman kesehatan dan penghangat tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyegarkan dan menghagatkan tubuh serta menjaga agar suhu tubuh tetap normal meskipun suhu udara kurang dari 0o derajat.

Lada hitam dapat dipergunakan sebagai bahan pembuat parfum karena masih mengandung resin. Bila disuling resin akan keluar menjadi minyak lada yang beraroma merangsang dan eksklusif. Lada putih tidak dapat disuling untuk diambil miyaknya karena tidak memiliki kulit luar yang mengandung resin sepetti halnya lada hitam..

SEKILAS BUDIDAYA LADA
Untuk mendapatkan hasil yang maximal tanaman lada dapat dipanen pada saat berumur 3 tahun. Pemanenan lada meliputi panen raya, panen kecil dan panen selang. Pemanenan buah lada dilakukan secara bertahap . Yang masih muda ditinggalkan dan bisa dipetik setelah masak.

Buah yang dipanen ini pada panen raya memiliki kualitas yang bagus dan produksinya paling banyak. Buahnya berbobot dan besar-besar sementara buah yang keriput sangat sedikit. Setiap pohon dapat mencapai panen 4 kg lebih. Panen raya dilakukan pada bulan Juni

Pada panen Kecil buah yang didapatkan lebih sedikit dari panen raya.karena tidak semua dahan ditumbuhi bunga. Panen kecil biasanya dilakukan pada bulan Nopember.

Panen Selang adalah panen yang pertamakali / panen perdana. Pada panen selang ini biasanya hanya diperoleh sekitar 1/5 kilogram perpohonnya karena bunga buah hanya tumbuh pada dahan –dahan yang berada pada pangkal tanaman.

Lada yang dipanen adalah yang sudah tua dengan warna putih kekuningan. Buah lada yang masak memiliki kulit luar yang berwarna kuning / kemerahan. Buah yang masak dan tidak langsung dipanen akan jatuh ketanah dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk memungutnya. Disamping itu kualitas buah menjadi kurang baik karena akan berwarna hitam.

Penyimpanan dilakukan setelah masa pemetikan berlangsung dengan dimasukkan kedalam kantong plastic. Setelah empat hari penyimpanan buah harus segera diolah menjadi lada hitam atau putih. Buah lada yang disimpan lebih dari waktu yang ditentukan akan menurun kualitasnya karena ditumbuhi cendawan.

Pengolahan untuk menghasilkan lada putih meliputi perendaman, pencucian dan pengeringan. Setelah direndam buah lada digilas dengan telapak kaki / tangan shg kulit luar, tangkai mengelupas. Setelah itu baru dilakukan pencucian. Setelahnya lada dikeringkan dengan sinar matahari selama kurang lebih 3 hari untuk menurunkan kadar air hingga mencapai 15% .

Pengolahan menjadi lada hitam pada dasarnya hanyalah mengeringkan dan memisahkan buah dari tangkainya tanpa menghilangkan kulit luarnya. Pengeringan dibawah sinar matahari dilakukan sampai kulit lada berubah warna menjadi hitam. Pengeringan dianggap selesai ketika kadar air mencapai 15%.

Buah hasil pengeringan disimpan dengan media karung goni. Penyimpanan yang baik adalah didalam ruangan yang kering dengan suhu 20 – 30 derajat Celcius. Buah lada yang sudah kering dapat disimpan kira-kira selama tiga tahun.

Tahap terakhir adalah proses pengemasan. Pada fase ini buah lada dikemas dengan menggunakan karung goni untuk kemudian disimpan sebelum dipasarkan.

KRITERIA PASOKAN LADA
Lada yang yang dipasok ke-penampung adalah lada putih atau lada hitam kondisi kering dengan kadar air rata-rata berkisar antara 12% s/d 15 %. Pada waktu musim kemarau kadar seperti itu bisa diperoleh dengan proses pengeringan sekitar 3 s/d 5 hari. Pengemasan lada putih maupun lada hitam yang diminta adalah denga menggunakan karung plastik.

Usaha Batik
Usaha Kecantikan
Konro daeng basso
Batik serat alam digandrungi

Selasa, 16 September 2008

Membangun Pusat Kecantikan

Berawal dari keinginan mulianya beramal dengan ilmu, dr Yati Utoyo mengembangkan bisnis Pusat Kecantikan Leha-Leha. Kini bisnis tersebut telah dikembangkan dengan pola waralaba. Agus Wijaya dan Sukatna

Ilmu kedokteran telah digenggam oleh dr Yati Utoyo. Tetapi ia harus menghabiskan waktu di rumah, karena sang suami Ir Budi Utoyo telah mencukupi semua kebutuhan keluarganya. Mula-mula Yati memang bisa menikmati hidup yang serba leha-leha (santai) ini.
Tetapi perjalanan hidup tidaklah selalu mulus. Apalagi, pada 1987 dan 1980 krisis moneter menghancurkan fundamental ekonomi beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Krisis ekonomi juga berimbas kepada kesejahteraan keluarga Budi Utoyo. “Karena kami sudah tidak memiliki harta untuk beramal, ya saya beramal dengan ilmu saja,” ungkap Yati ketika memulai merintis klinik kesehatan di rumahnya yang merupakan cikal bakal dari Leha-Leha Pusat Kecantikan.

Karena diniatkan sebagai ladang amal, banyak pasien Yati berasal dari golongan orang orang yang tidak mampu. “Kalau mereka memang tidak mampu maka kami memberikan pengobatan gratis,” ujar Yati.
Justru karena sering memberikan pengobatan dan perawatan gratis inilah, klinik kecantikan Yati berkembang pesat. Pasalnya, orang-orang yang telah ditolongnya secara sukarela bertindak sebagai ‘marketer’. Kebanyakan dari mereka membawa pasien-pasien yang kelas ekonominya cukup tinggi.
“Misalnya, seorang pembantu rumah tangga yang berhasil sembuh setelah saya obati akhirnya bercerita kepada majikannya sehingga mereka datang berobat ke tempat kami. Semakin banyak yang kami bantu semakin banyak pasien kaya yang datang ke klinik kami. Bahkan karena saking akrabnya tak segan-segan banyak pasien yang membangunkan saya di tengah malam,” tutur ibu tiga anak ini.

Yati bertutur, dirinya pernah berhasil menyembuhkan jerawat seorang staf di sebuah perusahaan, sementara bos di perusahaan tersebut juga menderita problem yang sama. Bahkan, setiap bulan sang bos ini pergi ke Singapura hanya untuk mengobati jerawatnya. Meski sudah tiga tahun bolak-balik Jakarta-Singapura, persoalan jerawat sang bos tak kunjung teratasi. Akhirnya, oleh stafnya disarankan untuk berobat ke Yati. “Maaf dengan cream Rp 45 ribu (harga pada waktu itu) apa mungkin jerawat saya bisa disembuhkan, sedangkan selama ini saya sudah berobat ke Singapura selama tiga tahun,” ucap Yati menirukan keraguan pasiennya. “Ibu dan saya berdoa saja. Kalau Tuhan menghendaki, Insya Allah cream ini bisa menjadi penyembuhnya,” jawab Yati pada waktu itu. “Ternyata problem tersebut bisa kami atasi, dan sampai sekarang pasien tersebut menjadi pasien setia saya. Bukan hanya dia sendiri, tetapi seluruh keluarganya,” cerita Yati.

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini menuturkan, pasien selain bertindak sebagai ‘marketer’ juga sebagai ‘konsultan’ dalam perkembangan bisnis klinik kecantikannya. Perkembangan layanan yang ada di klinik kecantikannya, menurut Yati, justru berasal dari saran atau permintaan dari konsumen.
“Jadi mereka yang menyarankan untuk membuka suatu layanan tertentu. Kami tinggal merespon kebutuhan mereka saja. Setiap kami membuka jenis layanan tertentu segmennya sudah ada karena memang mereka yang menyarankan kepada kami untuk membuka layanan itu,” ungkap Yati. Lantaran perkembangannya sangat pesat, klinik yang berada di rumahnya di Harapan Jaya, kemudian berpindah ke Kompleks Perkantoran Bumi Satria Kencana Blok B No 4, Jalan Kali Malang Bekasi. “Ini juga atas saran customer. Mereka menghendaki agar keberadaan pusat kecantikan kami tidak terlalu jauh dari jalan tol, karena kebanyakan di antara mereka memang berasal dari luar Bekasi,” tutur Yati sambil menyebutkan pasiennya justru kebanyakan berasal dari luar Bekasi, misalnya dari Bintaro, Pondok Indah, Tangerang, Subang, Bandung, Pekalongan dan Semarang.

“Pasien yang datang dari Pekalongan dan Semarang kebanyakan memiliki problem sulit mendapatkan keturunan. Ini bermula dari seorang pasien yang sulit mendapat keturunan. Setelah berobat ke kami dengan metode akupuntur, ia berhasil memiliki keturunan. Keberhasilan ini disebarkan dari mulut ke mulut sehingga banyak pasien dari wilayah tersebut yang datang ke pusat kecantikan kami,” imbuh Yati.
Lantaran bisnis dan pasiennya berkembang pesat, Yati selalu membekali dirinya dengan ilmu-ilmu terbaru. Yati tercatat berguru dengan beberapa ahli pengobatan dari Australia. Bahkan ia dipercaya menjadi trainer kecantikan untuk Indonesia. Selain membekali kemampuannya, Yati juga selalu memperbarui peralatan dan teknologi di Leha-Leha. Sehingga Leha-Leha yang memiliki layanan kecantikan dari ujung rambut sampai ujung kaki ini memberikan jasa perawatan dan pengobatan dari metode paling tradisional sampai paling modern. “Kami mengobati masalah kecantikan yang disebabkan oleh penyakit maupun yang disebabkan kosmetik,” terang Yati.

Konsep yang ia usung, menurut Yati, mungkin berbeda dengan pusat kecantikan lainnya. Leha-Leha Pusat Kecantikan diposisikan sebagai one stop shopping di bidang kecantikan yang meliputi Spa, Klinik Kecantikan dan Salon.
Mengapa Leha-Leha diwaralabakan? “Kalau kita membuka kesempatan kepada pihak lain, berarti kita juga berbagi rejeki kepada orang lain juga. Kalau ada franchisee yang bergabung ia juga akan ikut merasakan rejeki dan dia bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain. Motif ini yang lebih utama. Meski memang ada motif bisnisnya tetapi itu berada di umur urut kedua,” ucap Yati.
Alasan lainnya, bisnis kecantikan di antaranya spa masih sangat prospektif. Pada akhir 2003, bisnis spa di Australia, Selandia Baru, Thailand, Malaysia dan Indonesia menghasilkan uang US$ 500 juta, sedang di Amerika Serikat spa berhasil membukukan uang US$ 16 miliar atau sekitar Rp 160 triliun per tahun. Pasar yang luar biasa besar.
Pertimbangan lain, bisnis waralaba merupakan cara yang tepat untuk mengurangi risiko bisnis. Data Departemen Perdagangan Amerika Serikat menyebutkan, 90% bisnis waralaba masih tetap beroperasi setelah 10 tahun, sedangkan bisnis mandiri 82% mengalami kegagalan.

Menurut Yati, sudah sekitar 20 orang tertarik untuk bergabung dengan Leha-Leha. Bahkan untuk Leha-Leha di Bandung dimiliki oleh salah satu petinggi Biofarma. “Justru kami yang berhati-hati memilih franchisee, karena ini tak ubahnya memilih pasangan hidup,” pungkasnya. Siapa tertarik meminang Leha-Leha?

Ilustrasi Investasi dan Rugi Laba Leha-Leha Pusat Kecantikan
Investasi


Untuk spa
Rp. 350 juta

Untuk klinik
Rp. 500 juta

Total investasi
Rp. 850 juta

Sewa ruko 1 tahun pertama
Rp. 60 juta

Total dana awal
Rp. 910 juta

Perkiraan pendapatan sebulan

Perawatan spa dan klinik
Rp. 90 juta

Penjualan obat-obatan
Rp. 12,5 juta

Total pendapatan per bulan
Rp. 102,5 juta

Perkiraan biaya per bulan

Sewa ruang
Rp 5 juta

Gaji karyawan


- 2 orang dokter @ Rp 3 juta
Rp 6 juta

- 2 orang perawat @ Rp1,25 juta
Rp 2,5 juta

- 1 supervisor
Rp 1,5 juta

- 5 terapis @ Rp 800 ribu
Rp 4 juta

- 1 keuangan
Rp 1 juta

- 2 administrasi dan kasir
Rp 1,6 juta

- 2 OB dan kasir
Rp 1,5 juta

Pembelian produk perawatan & obat
Rp 32,5 juta

Listrik air, telepon
Rp 3 juta

Fee manajemen & marketing
Rp 2,7 juta

Royalty fee (5% omset)
Rp 4,5 juta

Perawatan & kebersihan fasilitas
Rp 1 juta

Total biaya
Rp 66,8 juta

Keuntungan per bulan
Rp 35,7 juta

Perkiraan ROI Rp 850 juta: Rp 35,7 juta= 23,81 bulan= 2 tahun

Konro daeng basso
Batik serat alam digandrungi
Usaha rumah bambu

source : majalahpengusaha.com

Karaoke Ria Margin 40 Persen

Kini kebutuhan akan hiburan sama pentingnya dengan kebutuhan sandang dan pangan. Lantaran itu bisnis hiburan, termasuk karaoke, tak pernah sepi pelanggan. Altiano P. Supit & Russanti Lubis

Kebutuhan akan hiburan sebagai pelepas stres, dalam hal ini menyanyi, di kalangan masyarakat menengah ke atas memiliki posisi sejajar dengan sandang, pangan, dan papan. Buktinya, di Korea Selatan, negara yang mencetuskan bisnis karaoke, terdapat 30.000 outlet karaoke. Bahkan, di Taiwan, terdapat gedung yang di setiap lantainya dijadikan tempat untuk berkaraoke. Berdasarkan fakta inilah, Inul Vizta, karaoke keluarga yang dimiliki pedangdut Inul Daratista, mengakomodasikan kebutuhan tersebut untuk masyarakat Indonesia.

Inul Vizta dibuka untuk pertama kalinya di Kelapa Gading pada Mei 2005. Kini, karaoke keluarga yang sejak akhir 2005 dikembangkan dengan sistem franchise ini, telah memiliki cabang di Melawai, Plasa Semanggi (Plangi), Pasar Festival, Point Square, Gajah Mada, Mal Pondok Indah, dan Bandung. Sebagai karaoke keluarga eksklusif, Inul Vizta selangkah lebih maju daripada karaoke keluarga pada umumnya. Hal ini terlihat dari teknologi yang digunakan yaitu wireless keyboard yang menjadikan pelanggan tidak perlu berpindah tempat, jika ingin mengganti lagu yang akan dinyanyikan. Selain itu, sistem operasional permilihan lagu juga lebih user friendly. “Kami memiliki koleksi lagu lebih dari 50 ribu item. Lagu dangdutnya hanya sekitar 10%,” jelas Mirza Amrullah Muthi, Franchise Manager PT Vizta Pratama, perusahaan yang membawahi Inul Vizta.

Di sini juga tersedia food and beverage yang langsung diolah dari dapur sendiri. “Kami menyediakan 40 jenis makanan baik dari Indonesia, Barat, maupun Cina dengan harga Rp18 ribu–Rp45 ribu. Untuk minumannya, kami memiliki aneka jenis minuman -- 20 jenis di antaranya mengandung alkohol -- dengan harga Rp8 ribu–Rp20 ribu,” katanya. Sekadar informasi, rata-rata konsumen mengeluarkan dana Rp50 ribu untuk makanan dan minuman.

Tarif berkaraoke, selain dihitung per jam, juga ditentukan oleh besar kecilnya ruangan. Misalnya, untuk small room yang mampu menampung 4–5 orang dikenakan tarif Rp50 ribu/jam, sedangkan untuk VVIP room yang mampu memuat 30–35 orang dibebankan tarif Rp260 ribu/jam. “Saat weekdays, Inul Vizta yang berlokasi di Plangi biasa dikunjungi 500–700 orang dan pada weekend mencapai 800 orang. Sedangkan Inul Vizta Kelapa Gading yang hanya memiliki 18 room dikunjungi 200–300 orang saat weekdays dan waiting list saat weekend,” ujarnya.

Dengan begitu banyaknya tamu yang berkunjung, sejak dua tahun lalu, karaoke ini menawarkan member card. Benefit yang diterima pemegang kartu keanggotaan ini, salah satunya, yaitu mendapat diskon 10% dari total charge plus 5% lagi kalau membayar dengan kartu kredit BII atau BCA. “Member card yang sudah membukukan 13.000 anggota ini berlaku untuk semua gerai Inul Vizta,” tegasnya. Selain itu, Inul Vizta juga menawarkan artist member card untuk para artis.

Bila semula Inul Vizta menawarkan franchise dengan sistem dari mulut ke mulut saja, saat ini secara terbuka Inul Vizta menawarkan waralaba kepada siapa pun yang berminat dengan franchise fee Rp240 juta dan royalty fee 6% dari omset kotor per bulan, untuk kontrak lima tahun. Biaya itu sudah termasuk training, database lagu, seragam karyawan, serta konsultasi strategi marketing dan bisnis. Tawaran untuk pemula yang disebut Tipe B ini harus mampu menampung 20 room atau seluas 700 m². “Kami menjanjikan Break Even Point 1,5 tahun dengan prediksi omset Rp330 juta/bulan dan margin profit 40%!” tegasnya.
Franchise merupakan sistem usaha yang memberi peluang untuk membuka outlet sebanyak-banyak, tanpa harus keluar biaya dari kocek sendiri. Di sisi lain, karaoke keluarga merupakan bisnis yang aman dan everlasting. Dan, Inul Vizta membuktikannya. Nah, bila Anda berminat dengan tawaran ini, silahkan hubungi:
Mirza Amrullah Muthi
Franchise Manager PT Vizta Pratama
Ruko Sentra BisnisJln. Artha Gading Blok A-7-D No. 15Kelapa Gading Barat, Jakarta

Konro daeng basso
Batik serat alam digandrungi
Usaha rumah bambu

source : majalahpengusaha.com

Usaha Cuci Mobil

Nama Auto Bridal semacam suatu garansi untuk mendapatkan hasil cucian yang memuaskan. Namun bukan hanya itu saja, inovasi dan jaringannya terus terlahir sehingga bisnisnya juga semakin mengkilap. Sukatna

Memulai bisnis dengan pola franchise mungkin adalah pilihan masuk akal untuk bisa memanen hasil secepatnya. Namun, memilih franchise bukanlah hal yang gampang. Ibarat sebuah perkawinan, salah memilih franchise sama dengan salah memilih pasangan hidup. Bisa dipastikan bahtera itu akan pecah dihantam gelombang. Oleh karena itu banyak yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu franchise. Kredibilitas franchisor, perluasan jaringan, inovasi, promosi dan brand image merupakan beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh calon franchisee.

Tuah Dari Angka 44
“Semua hal yang dibutuhkan untuk memajukan bisnis mendapat dukungan sepenuhnya dari Auto Bridal pusat. Obat-obatan yang yang kualitasnya terbaik, pelatihan SDM, inovasi dan promosi yang terus dilakukan franchisor membuat kami tertarik untuk bergabung dengan Auto Bridal,” ujar Adi, pengelola Auto Bridal 44 Bekasi, yang juga adik bungsu pemilik usaha Ruswanto.
Keputusan Ruswanto untuk bergabung dengan Auto Bridal sepertinya tepat sekali. Auto Bridal 44 yang terletak di Jalan Swatantra IV/44 Jati Rasa , Jati Asih sudah menunjukkan prospeknya. Belum melakukan grand opening saja, pelanggan sudah banyak mengantre. Pada hari pertama soft opening, sudah 28 mobil tercastat sebagai pelanggannya. Pada hari kedua, hingga pukul 13.30, Auto Bridal 44 sudah berhasil mencuci 27 mobil. “Pelanggannya ada yang datang dari Bekasi Barat,” tutur Adi. Itu artinya, pelanggan Auto Bridal sudah menjangkau radius delapan kilometer lebih.

Adi menuturkan, awalnya sang kakak akan membangun sebuah bengkel di lahan seluas 700 M2 itu. Namun, setelah dipertimbangkan, bisnis bengkel prospeknya tidak terlalu bagus. Karena di sekitar lokasi sudah banyak berdiri bengkel. “Pada waktu saya datang ke pameran franchise di JCC kami langsung tertarik dengan Auto Bridal. Meski di sekitar sudah ada tempat pencucian mobil, namun konsep yang ada di Auto Bridal sangat jauh berbeda sehingga kami yakin bisnis ini akan berkembang pesat,” ujar Adi mantap. Tampaknya keyakinan Adi ini akan terbukti, terutama ketika melihat respon pelanggan selama dua hari pertama pembukaan outlet.
Ke depan, Jalan Swatantra IV akan terus diperlebar oleh pemerintah karena akan menjadi jalur utama yang menghubungkan Bantar Gebang-Bekasi Kota. Dalam kondisi seperti saat ini saja, jumlah mobil yang masuk sudah tembus di atas 25 unit per hari, di kemudian hari tentu jumlahnya akan terus membengkak. “Para pelanggan mengaku puas dengan hasil cucian kami. Mereka menyebutkan, hasil cuciannya bersih sekali dan waktu pengerjaannya juga cepat sehingga mereka tidak harus berlama-lama menunggu,” ungkap Adi menirukan pengakuan para pelanggannya. Bahkan, Adi mengaku, kakaknya tengah mengupayakan agar tempat tersebut juga bisa melayani jasa cuci motor di bawah payung Motor Bridal. “Kita tengah merundingkan dengan Auto Bridal pusat. Prinsipnya sudah saling setuju. Namun untuk jasa cuci motor dibuka pada malam hari. Hal ini agar tidak mengganggu kinerja cuci dan salon mobil,” terang Adi seraya menyebutkan sebelumnya sang kakak juga sudah memiliki usaha penyewaan hall bulu tangkis yang diberi nama Kelly Sports Hall.

Dominan di Kota Tuban
Kemilau bisnis Auto Bridal ternyata bukan hanya di kota besar saja. Di Tuban, kota di jalur Pantura, Jawa Timur, Auto Bridal juga sangat dominan. Meski harganya relatif premium untuk sebuah kota kecil namun pelanggannya terus bertambah. Dalam sebulan jumlah pelanggan yang masuk ke Auto Bridal 18 ini mencapai rata-rata 900-1000 unit mobil. Suatu prestasi yang luar biasa untuk sebuah kota kecil yang populasi mobilnya tidak terlalu besar. “Mungkin seluruh mobil yang ada di Tuban pernah masuk ke shop kami. Kalau Bapak mampir ke Tuban mungkin Bapak akan melihat semua mobil yang ada di Tuban ditempeli stiker Auto Bridal,” tutur pemilik Auto Bridal 18, Mohammad, sambil tertawa.

Kisah berjodohnya pengusaha kayu dengan Auto Bridal ini terjadi pada tahun 2006. Waktu itu, Mohammad, yang tengah pergi ke Malang mencucikan mobilnya di sebuah shop Auto Bridal di Malang. Terkesan dengan hasil cuciannya yang memuaskan, pria penghobi otomotif ini langsung menanyakan nomor kontak Auto Bridal pusat. “Saya sempat menyatakan ketertarikan saya melalui SMS,” ujarnya.
Demi meminang Auto Bridal, akhirnya Mohammad rela berkendara dari Tuban ke Kudus untuk menjumpai bos Auto Bridal Henry Indraguna yang waktu itu menghadiri grand opening Auto Bridal 9 di Kudus. “Ternyata lamaran saya diterima,” kata Mohammad sambil bercanda.

Tempat usahanya di Jalan Basuki Rahmad 96, merupakan jalan protokol di Tuban, yang semula ia niatkan untuk showroom mobil seken ini kemudian disulap menjadi shop Auto Bridal. Ternyata bisnis ini langsung melesat. Meski di sekitar wilayah tersebut ada beberapa tempat pencucian mobil, kehadiran Auto Bridal tetap dominan. “Bahkan anak-anak pun menyukai tempat kami. Menurut beberapa pelanggan, justru anak-anak merekalah yang mengajak orang tuanya mencuci mobil di Auto Bridal,” ucap Mohammad. “Mungkin anak-anak menyukai cuci mobil yang menggunakan salju dan ice cream,” duga Mohammad. Anak-anak memang bukan pengambil keputusan tetapi dari merekalah keputusan diambil. Demi anak, biasanya orang tua rela mengalah, apalagi kalau pilihan anaknya itu memang bagus.
Sebagai penghobi otomotif, Mohammad kemudian mensinergikan bisnis jasa cuci dan salon mobil dengan dealer mobil seken. “Entry point-nya di jasa cuci dan salon mobil. Sambil menunggu mobilnya dicuci dan dirawat, pelanggan bisa melihat-lihat mobil yang dipajang. Barangkali mereka ingin ganti mobil,” strategi Mohammad.

Auto Bridal BSD City, Tempat Lahirnya Beberapa Inovasi
Berlokasi di depan terminal TransBSD-Jakarta, shop Auto Bridal 26 ini cukup strategis. Tak aneh, kombinasi antara layanan yang prima dengan lokasi yang strategis membuat cash flow gerai ini selalu surplus sejak pertama kali buka, 2006 lalu. “Meski tidak dibuka Sarah Azhari dan tidak ada grand opening tetapi cash flow kami selalu surplus sejak pertama kali buka,” aku Rully, salah satu pemilik Auto Bridal 26 ini.
Sejatinya, Rully yang tinggal di Cimanggu Bogor ini awalnya mengajukan proposal untuk Auto Bridal Bogor. “Tapi pada waktu mencari lokasi, kami belum menemukan tempat yang strategis. Pas saya jalan-jalan di BSD City saya mendapatkan tempat ini,” tutur Rully.
Sebelum memutuskan untuk membuka shop di Sektor 1.3 Blok BJ No 29 BSD City, Rully melakukan survei. Hasilnya, banyak tempat pencucian mobil di wilayah. Itu artinya, memang ada pasar di wilayah tersebut atau istilahnya mature market. Maka dengan cergas ia segera membuka Auto Bridal 26. “Karena pasarnya sudah ada, kami tinggal mengandalkan kepada kualitas dan konsep yang berbeda. Dan itu dimiliki oleh Auto Bridal,” yakin Rully.

Memang konsep dan komitmen dari Auto Bridal pusat itulah yang menjadi landasan pertama, Rully memilih Auto Bridal. “Saya lihat Henry (Indraguna-bos Auto Bridal) memiliki komitmen kuat untuk membesar Auto Bridal. Itu yang mendasari saya memilih Auto Bridal,” ungkap Rully.
Selain komitmen teguh untuk membesarkan Auto Bridal, Henry di mata Rully, sangat responsive terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh franchisee. “Kalau ada persoalan ia dengan cepat memberikan solusinya,” puji Rully.
Hal lain, lanjutnya, Auto Bridal pusat memiliki aturan yang fleksibel, tidak sebagaimana franchisor lain yang peraturannya kaku bak robot. “Henry selalu membuka ruang bagi franchisee untuk melakukan inovasi. Rambu dari Auto Bridal pusat adalah jangan sampai bisnis atau inovasi yang dilakukan franchisee-nya itu menjatuhkan nama Auto Bridal. Itu hal yang tidak mungkin kita lakukan, karena mana mungkin kita tidak akan menjaga nama baik bisnis kita sendiri,” imbuh ahli IT ini.
Lantaran fleksibilitas ini Auto Bridal BSD City ini membuat beberapa terobosan inovasi, di antaranya sistem member. “Mungkin Auto Bridal BSD City, satu-satunya shop yang memiliki 250 member. Bahkan sistem ini akan diadobsi untuk skala nasional,” urai Rully.
Beberapa terobosan lainnya adalah memberikan voucher cuci gratis dan program pemberian hadiah untuk jasa interior dan eksterior. “Voucher cuci gratis ini sangat menghebohkan. Mobil pelanggan yang kehujanan sehabis dicuci akan mendapatkan voucher cuci gratis selama masih berada di area shop. Voucher ini berlaku dalam tenggang waktu empat hari,” tutur Rully seraya menargetkan dalam 2007 ini mampu mencuci mobil 65 unit per harinya.

Mengawinkan Dua Konsep
Adalah Sanityoso Rumantyo, akrab disapa Tio, yang mengaku sangat penasaran dengan kemilau bisnis Auto Bridal. “Mencuci mobil bisa dilakukan oleh siapa saja. Namun kenapa Auto Bridal bisa begitu hebat? Itulah rasa penasaran saya untuk bergabung dengan Auto Bridal,” tutur Tio.
Pemilik Suzuki Semeru dan Salabenda Bogor ini kemudian mengajukan proposal untuk Auto Bridal Bogor. Dalam waktu yang hampir bersamaan ia juga mengajukan proposal untuk Shop and Drive Super Bogor. “Saya membutuhkan tempat yang cukup besar untuk mengawinkan keduanya,” kata Tio sekaligus memberikan alasan mengapa pembangunan shopnya sampai saat ini belum kelar. “Saya sudah meminta kontraktor untuk mempercepat pengerjaannya. Tetapi saat ini banyak turun hujan sehingga penyelesaiannya agak terkendala. Saya berharap Maret (2007) sudah kelar sehingga shop bisa segera beroperasi,” ujarnya.

Meski belum beroperasi, tetapi Tio yakin bisnisnya akan bisa berjalan sesuai harapan. Keyakinan Tio didasarkan kepada komitmen Auto Bridal untuk selalu melahirkan inovasi dan memperluas jaringan. “Promosinya hebat. Meski Auto Bridal Bogor belum dibuka tetapi dalam setiap pameran kami juga ikut disebut sehingga orang-orang pun sudah tahu bahwa di Bogor ada Auto Bridal,” ujar pemilik Auto Bridal 22 di Jalan Raya Cimanggu (Kyai Haji Sholeh Iskandar) No 17 Bogor ini.

Menurut Tio, kehebatan inovasi Henry bisa terlihat dari kemampuannya mengangkat bisnis cuci mobil menjadi bisnis yang high level. “Inovasi dan promosi yang dilakukannya hebat. Sehingga ini sangat membantu para franchisee-nya. Dengan adanya inovasi-inovasi yang hebat ini kita sebagai franchisee-nya tinggal menerapkan di shop kita masing-masing,” ujarnya.

Usaha BatikUsaha Kecantikan
Tours and travel terus menggurita
Konro daeng basso
Batik serat alam digandrungi

Usaha Red Crispy

Setelah enam tahun berkiprah Red Crispy mengepung Indonesia dengan 250 jaringan outletnya. Sukatna dan Jersey Innocento

Sejak dirintis 2001, kini MagFood Red Crispy (MRC) berhasil mengembangkan mitranya sampai seluruh Indonesia. Total gerainya mencapai 250 buah. Namun MRC tidak berpangku tangan. Justru dengan semakin banyaknya gerai, MRC terus melakukan inovasi maupun strategi dalam membesarkan bisnisnya.
Salah satu langkah yang sudah dilakukan adalah standarisasi prosedur yang sudah dibakukan dalam bentuk Standard Operational Procedures (SOP). Tapi dalam perkembangan di lapangan pasti ada penyesuaian dan perbaikan yang berdampak pada efisiensi bahan baku yang bisa menurunkan biaya produksi,” ujar Suwanto pemilik MRC.
“Tujuannya adalah agar semua member MRC dapat menghasilkan margin keuntungan yang lebih besar.”

Dikatakannya, saat ini manajemen MRC sudah membuat SOP baru yang lebih detail di bidang quality control, yang berisi point-point kritis yang harus diperhatikan baik oleh tenaga quality control maupun business owner, seperti bagaimana produk yang dihasilkan oleh outlet baik dari segi warna, bentuk, aroma dan tentu saja kebersihannya.
“Selain itu juga check list mengenai performance operator, baik dalam sopan santun, keramahan, penampilan, kreatifitas, dan kebersihan diri. Juga dilakukan kerjasama dengan supplier-supplier besar sehingga member MRC bisa mendapatkan harga beli langsung dari pabrik yang notabene mendapatkan privilege dari suppliers dengan special discount,” imbuh Suwanto.

Selain strategi di atas, MRC juga semakin memperkuat lapangan kerja dengan merekrut tenaga field staff (staf lapangan) untuk mendampingi member secara detail dalam operasional baik untuk member baru maupun member lama. Untuk member baru, staf ini bisa ditempatkan di satu outlet selama 2 minggu bahkan bisa 1 bulan sampai operasional outlet bisa berjalan dengan lancar dan baik tanpa kendala yang berarti.
“Member akan sangat terbantu dengan adanya staf lapangan ini karena mulai dari penyiapan peralatan, penyiapan belanja bahan, pemrosesan produk yang dijual, pelayanan kepada pelanggan sampai pada penyebaran brosur dan promosi dilakukan oleh staf lapangan bekerjasama dengan operator yang sudah ada di outlet,” tuturnya.

Dalam hal memperkuat image ke konsumen, tegasnya, MRC mengharuskan semua outlet memakai kemasan standard seperti kemasan untuk ayam, kentang maupun boks untuk paket nasi dan paket ulang tahun. Kemasan tersebut memakai bahan standard food grade, hal ini penting, karena masyarakat sekarang cenderung kritis dengan masalah kesehatan, “MRC tidak mau meracuni masyarakat dengan kemasan yang memakai bahan baku berbahaya seperti pemakaian bahan yang mengandung formalin,” tandas Suwanto.
Selain kemasan, juga disediakan souvenirs seperti ballpoint, jam meja, gantungan kunci, sticker, piring, mug, topi ulang tahun dan balon. Hal ini dilakukan agar konsumen semakin loyal dengan brand MRC.

Promosi ke konsumen terus dilakukan manajemen MRC, dengan cara semakin sering mengikuti pameran produk maupun bazaar-bazaar baik dalam skala kecil maupun skala besar. “Bahkan boleh dibilang, MRC mau mengikuti bazaar di tingkat RT sekalipun,” kata Suwanto.
Beberapa events nasional yang diikuti seperti Agro & Food Expo yang diselenggarakan setiap tahun di kawasan Semanggi Expo, Pekan Raya Jakarta di kemayoran, Indonesian Expo di Jakarta Convention Center, A1-GP Racing di Sentul, Mother & Child Expo di Semanggi dan masih banyak lagi. Untuk bazaar dilingkup terbatas seperti di sekolah, kampus maupun perumahan juga sering dilakukan baik oleh MRC pusat maupun ditangani oleh member-member, bahkan sekarang banyak member MRC yang sering ditawari untuk mengikuti bazaar di lokasi yang berbeda.

Dalam misi sosialnya, pada saat Jakarta dilanda banjir besar, MRC juga turut berpartisipasi dalam program bantuan bekerjasama dengan salah satu stasiun tv swasta dalam penyediaan paket makanan kepada para korban banjir seperti di kawasan Bendungan Hilir dan Kelapa Gading.
Diungkapkan Suwanto, agar distribusi bahan utama maupun kemasan lebih cepat dan murah, MRC telah membuka kantor cabang di Surabaya dan telah menunjuk salah satu member menjadi kepala cabang yang menaungi wilayah Jawa Timur dan seorang staf trainer & quality control. Selain untuk kantor cabang, juga dibuka café yang berfungsi sebagai training center dan penjualan produk. Selain di Jawa Timur, juga telah ditunjuk salah satu member sebagai stockist di Makassar yang bisa meng-cover member di seluruh Sulawesi. Ke depannya, MRC akan semakin memperbanyak stockist di kota-kota lain, dengan cara kaderisasi dari member-member yang berprestasi.

Untuk Public Relation External, terang Suwanto, MRC bekerjasama dengan media cetak seperti Majalah Pengusaha, Aneka Yess, Girlie dan lain-lain. Sedangkan untuk PR Internal, “kami mengadakan pertemuan anggota minimal 2 kali dalam setahun. Pada acara ini, akan diundang pembicara yang dapat memotivasi para member, baik yang sudah berhasil maupun belum berhasil.”
Selain itu juga, member dapat saling berbagi pengalaman dalam pengelolaan outletnya. Juga dibuat newsletter yang terbit setiap 3 bulan sekali yang berisi tentang problem solving, kegiatan yang dilakukan MRC pusat maupun yang dilakukan member, informasi mengenai outlet baru maupun outlet yang pindah lokasi. Sehingga seluruh member dapat meng-update informasi yang terjadi di seluruh outlet MRC bahkan member dapat mengirimkan artikel yang mungkin dapat berguna bagi member yang lain.

Jika Anda tertarik untuk menjadi member dan ingin pula mendapatkan informasi yang sangat menguntungkan mengenai MRC, silahkan datang ke staf kami di PT. Red Crispy International, Jl. Ciomas III, No.18 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12180, atau hubungi kami di No. Telpon 021-725 0449, 722 8413 atau Anda bisa bertanya seputar MRC dengan mengirimkan surat ke fax ke. 021-739 5486, email: magfood@cbn.net.idThis e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it atau sebelum Anda berkunjung ke alamat kami, temukan bermacam keuntungan untuk menjadi member kami de-ngan mengunjungi website kami di redcrispy.co.id

Usaha Batik
Usaha Kecantikan
Tours and travel terus menggurita
Franchise fee back guarantee
Jual kue untuk yang berduit

Jasa Cuci Sepeda Motor

Bisnis cuci sepeda motor sepertinya tak bakal sepi, baik di kala musim penghujan maupun kemarau. GwGuyur melihat peluang tersebut. Fisamawati

Banyak bisnis yang rentan terhadap perubahan musim. Bisnis yang laris di musim penghujan kemungkinan bisa sepi di musim kemarau, atau sebaliknya. Tetapi tidak demikian dengan bisnis cuci sepeda motor. Di kala musim hujan sepeda motor yang berlepotan perlu untuk dicuci, sedangkan debu-debu yang menempel di musim kemarau juga perlu dibersihkan. Sehingga bisnis cuci sepeda motor akan terus diczri konsumennya di segala musim.
Itulah yang mendasari lahirnya Gw Guyur, pusat cuci dan salon perawatan sepeda motor. Bisnis ini diprediksi akan terus berkibar lantaran populasi sepeda motor dari waktu ke waktu akan bertambah dengan pesat.

“Berdasarkan akan tingginya animo kebutuhan para bikers untuk mendapatkan sebuah tempat perawatan bagi motor kesayangannya, maka GwGuyur ingin memenuhi permintaan itu. Bagi para bikers, pencucian dan perawatan motor merupakan trend lifestyle baru, banyak orang bilang, penampilan dan kebersihan motor yang dipakai seseorang mencerminkan kepribadian pemiliknya. Motor yang mengkilap bersih dan terawat pasti mencerminkan perhatian besar yang diberikan pemiliknya kepada kendaraan kesayangannya,” kata Direktur GwGuyur Sonny B. Sofjan.
Tak hanya itu, GwGuyur pun mengusung konsep one stop solution yang didukung oleh teknologi dan metode pencucian motor yang sophisticated. “GwGuyur satu-satunya salon motor di Indonesia yang mendapat dukungan penuh dari 3M Motorbike Detailing. Di GwGuyur, para bikers mendapat kepuasan tersendiri dengan adanya sistem pencucian secara snow wash,” tambah Sonny. “Dukungan penuh dari 3M Motorbike Detailing memberikan jaminan kelas dunia akan kualitas bahan yang digunakan dalam proses perawatan body dan mesin motor,” ujarnya setengah berpromosi seraya menyebutkan bisnis ini telah diwaralabakan.

GwGuyur mematok franchise fee Rp 25 juta untuk periode kerja sama lima tahun. Tak hanya itu, mitra pun mendapat marketing support, training, audit operasional & keuangan serta secara periodik melakukan kunjungan untuk memberikan perhatian terhadap quality pelayanan.
“Jadi untuk menjadi mitra harus memiliki jiwa entrepreneur, berani mengambil risiko. Tak hanya itu, mitra pun dapat menentukan sendiri lokasi outlet yang menjadi pilihannya,” tegas Sonny. Lebih lanjut, ia pun menyarankan kepada mitra yang ingin bergabung agar mencari tempat strategis dan tidak mengeluarkan modal yang cukup besar untuk penyewaan tempat.

Saat ini GwGuyur telah memiliki empat outlet yang sudah beroperasi, yaitu outlet Warung Buncit, Cibinong (dekat RSUD Cibinong), Margonda Raya dan outlet Cinere yang diresmikan pada 9 Juni kemarin. Rencananya, GwGuyur akan membuka outlet-outlet yang akan beroperasi di beberapa wilayah di Indonesia. “Harapan saya, bisa membuka outlet minimal satu setiap bulannya,” ungkapnya.
Dalam pembukaan outlet keempat GwGuyur di Jl. Cinere Raya No. 14, Purwantiko selaku mitra, mengatakan alasan bergabung dengan GwGuyur dikarenakan teknologi yang diterapkan telah memenuhi standar kebutuhan bagi para pemilik motor. Tak hanya itu, dengan perhitungan menggaet 60 motor/hari dapat mengembalikan modal awal dalam jangka 1 sampai 2 tahun.
“Saya yakin pemilik motor akan melirik bahkan berpindah ke GwGuyur dengan letak outlet yang merupakan jalan pusat kendaraan berlalu lalang, ditambah dengan brand sistem pencucian yang bersih. Jadi, target penghasilan Rp. 1 juta per hari dapat terlaksana,” kata pria yang disapa Ipung ini.

Daftar Harga Jual GwGuyur

Produk Jenis Harga
Cuci Snow Wash Motor Bebek & Semi Besar (Express) Rp. 10.000,- (3 menit)
Motor Bebek & Semi Besar (Kinclong) Rp. 10.000,-
Motor Besar Rp. 25.000,-
Jasa Ganti Oli Rp. 3.000,-
Salon/Spa Motor Motor Standar Rp. 65.000,-
Motor Gede Rp. 150.000,-
Jasa Lain Semir Helm Rp. 2.500,-
3M Car Wash Shampoo Rp. 45.000,-
Premium Liquid Wax Rp. 50.000,-
All Purpose Cleaner Rp. 75.000,-

Analisa GwGuyur

Franchisee fee (5 tahun) Rp. 25.000.000,-
Target cuci snow wash 60 motor/hari x 30 hari = 1.800 motor
Harga cuci snow wash Rp. 10.000,-/motor
Total pendapatan 1.800 x Rp. 10.000,- Rp. 18.000.000,-
BEP Rp. 25.000.000,- : Rp. 18.000.000,- = 1,3 ( 15 bulan)

Ket : Tidak dihitung biaya operasional dan sewa outlet.

source : majalahpengusaha.com

Usaha Batik
Usaha Kecantikan
Usaha BatikUsaha Kecantikan
Tours and travel terus menggurita
Jual Motor Second
Kredit motor honda

Laena Tours and Travel Terus Menggurita

Berawal dari agen perjalanan untuk pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) keluar negeri,Laena Tours & Travel terus menggurita. Kini perusahaan menawarkan peluang kerja samadengan pola waralaba. Agus Wijaya dan Sukatna

Ketekunan dan kerja keras pada akhrinya berbuah manis. Itu yang dilakoni HM Idris. Berawal pada1993, HM Idris mendirikan Laena Tours & Travel yang bisnis intinya sebagai agen perjalanan untuk pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Ternyata, perusahaan yang ia dirikan itu terus berkembang. Bahkan karena memiliki 11 divisi, perusahaan membuat payung hokum Laena Group, salah satu di antaranya Laena Tours & Travel.

Seturut perjalanan waktu, Laena Tours & Travel pun sudah berganti nakhoda. Kini Laena Tours & Travel dikemudikan oleh Tafsir Laena SE. Sebagai sebuah bisnis, Laena Tours & Travel sudah cukup teruji, seperti berhasil bertahan dan bahkan bertumbuh di saat krisis moneter beberapa tahun lalu. Bahkan Laena Group yang memayungi belasan binis ini pun cikal bakalnya dari Laena Tours & Travel.
Oleh karena itu, Laena Tours &Travel sebagai anak perusahaan tidak ingin disuapi oleh perusahaan induknya, melainkan harus berkembang secara mandiri. Untuk bisabertumbuh di iklim saat ini, Laena Tours & Travel tentu saja melakukan beberapa terobosan, salah satunya adalah mengembangkan keberadaannya sampai ke daerah-daerah dengan memakai pola waralaba.

Laena Tours & Travel, seperti diungkapkan Tafsir, memposisikan diri sebagai center of service. Lantaran positioning tersebut, Laena Tours & Travel selalu memperluas jejaringnya,salah satunya ditempuh dengan pola waralaba. “Maksud dari perluasan jejaring ini adalah agar masyarakat dapat merasakan kemudahan dan kelebihandari Laena Tours & Travel. Ikon kita adalah Laena Tour & Travel sebagai pusat pelayanan travel perjalanan,” tandas Tafsir.
Dengan pengalamannya yang sudah teruji rasanya tidak sulit bagi Laena Tours & Travel untuk berkembang sampai ke daerah-daerah di seluruh Nusantara. Selainkarena pengalamannya, bisnis ini pun masih sangat prospektif. Tengok saja dari data yang ada di Laena.
Tafsir membeberkan bahwa penjualan tiketnya saat ini bisa mencapai 25 ribu lembar. Dan ke depan ia memasang target bisa menjual 100 ribu tiket. Ini sangat dimungkinkan lantaran Laena Tours & Travel didukung TeknologiInformasi (TI), manajemen dan SDM yang ia klaim sangat profesional.

Menurut Tafsir, saat ini ada pemahaman yang salah di dunia travel. Pemahaman yang rancu adalah dalam dunia travel seolah-olah penjualan tiket itu menjadi bagian dari tour sehingga yang dikedepankan hanya tournya saja, sementara ticketing-nya hanya menjadi pendukung saja. Di Laena Tours & Travel, menurut Tafsir, semua berperan aktif dan berjalan sesuai fungsinya. Oleh karena itu semua departemen ditangani secara profesional seperti, Laena Tiket, Umroh Haji, Tour Domestic, Tour Internasional, Hotel Reception, dan Laena MICE.
Sebagian alasan dari orang memilih pola waralaba adalah karena bisnis yang ditawarkan franchisor terbukti menguntungkan. Pertimbangan lainnya, adalah pengalaman bisnis dari franchisor, nama besar, serta peluang pasar masih terbuka. “Laena Tours & Travel terbukti bisa berkembang menjadi besar, pengalamannya lebih dari belasan tahun dan didukung oleh IT, manajemen serta SDM yang sangat profesional,” aku Tafsir.

Lantaran alasan-alasan itulah Tafsir sangat optimistis dunia travel. Pemahaman yang rancu adalah dalam dunia travel seolah-olah penjualan tiket itu menjadi bagian daritour sehingga yang dikedepankan hanya tournya saja, sementara ticketing-nya hanya menjadi pendukung saja. Di Laena Tours & Travel, menurut Tafsir, semua berperan aktif dan berjalan sesuai fungsinya. Oleh karena itu semuadepartemen ditangani secara profesional seperti, Laena Tiket, Umroh Haji, Tour Domestic, Tour Internasional,Hotel Reception, dan Laena MICE.Laena Tours & Travel bisa menggaet banyak mitra. Untuk mengakomodir ketertarikan investor, lanjut Tafsir, Laena Tours & Travel menyediakan dua plihan investasi.
Pertama, gerai standar dengan franchise fee Rp 100 juta.
Kedua, gerai mini dengan franchise fee Rp 50 juta, keduanya untuk masa waktu lima tahun. Sedangkan untuk investasi awal calon terwaralaba menyediakan dana Rp 200 juta (gerai standar) dan Rp 100 juta (gerai mini).

Perincian Biaya Investasi Awal

Gerai Standar Gerai Mini
Set Up Outlet

- Interior dan Eksterior Rp 30 juta Rp 5 juta
- Furniture Rp 5 juta Rp 5 juta
- Signage Rp 40 juta Rp 5 juta
- Set Up Fee Rp 15 juta Rp 5 juta
Equipment
- Computer, printer,modem, fax Rp 35 juta Rp 5 juta
- Training & promotion Rp 10 juta Rp 5 juta
- Other investment Rp 15 juta Rp 10 juta
Modal Kerja
Deposit (Returnable) Rp 40 juta Rp 40 juta
Rp 200 juta Rp 100 juta

source : majalahpengusaha.com

Usaha Batik
Usaha Kecantikan
Jual Motor Second
Kredit motor honda
Kredit Motor Yamaha
Jual mobil second
Info Kredit Mobil

Dagang Clup-Clup bisa mencapai Rp 9 juta per bulan

Omset satu counter Clup-Clup bisa mencapai Rp 9 juta per bulan. Marjinnya 30 persen atau hampir Rp 3 juta. Suatu peluang yang layak Anda tangkap. Agus Wijaya dan Sukatna

Nabi tidak pernah dikenal di kampungnya sendiri. Suatu ungkapan yang menyatakan bahwa sesuatu itu belum tentu dikenal atau menuai sukses di tempat kelahirannya. Bisnis Clup-Club, misalnya, justru sempat mengalami kematian di tempat lahirnya, Yogyakarta. Padahal di Jakarta dan di kota-kota lain Clup-Clup mengalami pertumbuhan yang pesat.

Prestasi Clup-Clup ini tak terlepas dari tangan dingin Budi Utoyo. Pada saat Clup-Clup di kota Gudeg masih hidup, Budi adalah pemegang master franchise di Jakarta. Tetapi karena induknya sudah mati, Budi Utoyo akhirnya mengemudikan perkembangan Clup-Clup ini dari Jakarta. Hasilnya luar biasa, kini outletnya sudah berkembang menjadi 34 buah di antaranya di Padang, Lampung, Jabodetabek, Bali, Lombok, Makssar, Banjarmasin, Medan dan Yogyakarta sendiri. Konsep yang diusung Budi dari makanan serba rebus dan goreng ini adalah makanan cepat saji yang bergizi tinggi. Konsep ini membidik segmen anak-anak sekolah dan orang umum yang suka ngemil tetapi sehat.
Budi meyakinkan, Clup-Clup memiliki jenis makanan yang enak, bergizi tinggi dan sehat. Oleh karena itu, kalau bisnis ini dikelola dengan baik akan bisa berkembang dengan pesat.

Inovasi menu makanan yang diciptakan Clup-Clup juga cukup bervariasi. Untuk bakso, misalnya, ada bakso bunga, bakso Solomon, dan bakso ikan. Bahkan Clup-Clup memberikan keleluasaan kepada franchisee-nya di daerah untuk menambah menu yang disajikan, sesuai dengan kebutuhan menu pavorit untuk masing-masing daerah. Di Lombok, misalnya, menu Clup-Clup diperkaya dengan kentang goreng. Sedangkan di Bekasi dengan menu nasi goreng.
Bahan baku yang diolah untuk makanan di Clup-Clup berasal dari sea food, daging sapi dan ayam yang telah dimodifikasi sedemikian rupa. Misalnya saja untuk jenis makanan nuggets yang biasanya di pasar swalayan menggunakan bahan baku daging ayam, di Clup-Clup nuggets bisa dibuat dari salmon, cumi, udang atau tuna. Semua jenis makanan yang sudah diolah tersebut disajikan secara khas yakini ditusuk dengan sujen, sehingga terlihat seperti sate. “Konsumen mempunyai pilihan untuk pengolahan makanannya. Pilih rebus atau goreng, tergantung dari selera konsumen,” tutur Budi. Totalitas dari inovasi Clup-Clup itulah yang membuat menunya digemari konsumen.

Lantaran Budi mengaku sangat berbahagia jika bisa membantu orang lain, maka ia memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang ingin bergabung menjadi franchisee untuk maju bersama Clup-Clup. “Sebagai mentor di Entrepreneur University saya sangat bangga bisa menularkan ilmu saya. Karena ilmu yang saya ajarkan tentang entrepreneurship maka saya sangat bangga kalau anak didik saya bisa menjadi entrepreneur. Oleh karena itu, suatu kebanggaan ketika anak didik saya banyak yang menjadi franchisee (sehingga otomatis menjadi entrepreneur-red),” sebut Budi.

Anda yang tertarik menjadi franchisee Clup-Clup cukup menyediakan dana investasi Rp 21,6 juta, sedangkan bagi calon mitra yang sudah memiliki freezer cukup menyerahkan investasi Rp 17,5 juta. Dengan menyetorkan duit Rp 21,6 juta, franchisee akan mendapatkan gerobak, kompor, genset, tempat sambal, berbagai macam panic untuk merebus, tabung gas, gelas dan alat lainnya serta training pegawai (senilai Rp 17,5 juta) . Sementara itu, Rp 2 juta digunakan untuk membeli bahan baku dan Rp 2,1 juta guna membeli freezer, yang memiliki kapasitas 200 liter.
Setelah menyetorkan dana tersebut, calon mitra atau investor mencari tempat dan dua orang karyawan. “Untuk bisnis Clup-Clup ini dibutuhkan setidaknya dua karyawan,” terang Budi.

Kapan balik modalnya? Adalah suatu kalimat yang jamak dilontarkan oleh seorang calon franchisee ketika akan membeli franchise suatu bisnis. Menurut Budi, dibutuhkan waktu tidak lebih dari satu tahun untuk bisa kembali modal. Dalam hitung-hitungan Budi, kalau satu counter Clup-Clup bisa menghasilkan omset Rp 300 ribu per hari, maka dalam waktu satu bulan sudah bisa membukukan pendapatan kotor Rp 9 juta. Maka dalam satu tahun sudah terkumpul omset Rp 108 juta. Kalau laba bersihnya sekitar 30 persen maka dalam satu tahun franchisee berhasil mengumpulkan duit Rp 32.400.000,-. Artinya, tidak sampai satu tahun investasinya sudah kembali.

“Kalau pendapatan si investor kurang dari Rp 7,5 juta sebulan, maka saya bebaskan dari royalty fee,” ungkap Budi yang mengenakan royalty fee sebesar 5% dari omset kotor per bulan. Suatu sikap yang fair.

Head Office Clup-Clup :
Komplek BSK Blok B No.4
Jl. K.H. Noer Ali – Kalimalang, Bekasi 17114
Telp. (021) 8895 0934Fax. (021) 8895 2042
Bapak Budi Utoyo, HP. 081 189 1145

Potensi Bisnis di Balik Pengajaran Bisnis

Tingginya minat anak-anak SMA untuk mendapatkan pelajaran entrepreneurship mengilhami BE BOSS untuk mewaralabakan bisnisnya. Sukatna

Untuk beberapa tahun lalu entrepreneurship mungkin hanya diajarkan di kelas-kelas khusus ataupun hanya diajarkan di suatu institusi pendidikan yang sejajar dengan strata satu ke atas. Namun saat ini cara pandang ini sudah mulai bergeser. Pengajaran entrepreneurship dirasa sudah harus diperkenalkan sedini mungkin, setidaknya di jenjang pendidikan menengah atas.

Gallup Poll, lembaga survei terkemuka di dunia, pernah mengadakan survei terhadap para siswa-siswi SMA di Amerika Serikat. Dari hasil survei tersebut terungkap 27% murid SMA di AS ingin mengambil kursus entrepreneurship, 35% menyatakan telah mengambil kursus ekonomi di sekolah mereka, sedang 77 % menganggap sangat perlu diadakan kursus entrepreneurship di sekolah mereka. Selain itu dari survei tersebut juga terungkap bahwa 7 dari 10 murid SMA di AS ingin membangun bisnis mereka sendiri, 6 dari 10 pelajar putri SMA dan 7 dari 10 peljar SMA keturunan hispanik serta 8 dari 10 pelajar SMA keturunan Afrika juga berminat membangun bisnisnya sendiri.

Angka-angka statistik ini tidak luput dari pengamatan BE BOSS Learning Center. Angka-angka tersebut jelas menunjukkan adanya suatu peluang pengajaran kecerdasan finansial dan entrepreneurship di kalangan anak-anak SMA. Namun BE BOSS tidak serta merta mengadobsi angka-angka dari Gallup ini.
Menurut Franchise Manager BE BOSS Learning Center Hasnul Fauzan, pihaknya melakukan survei sendiri tentang keminatan murid-murid SMA terhadap pengajaran kecerdasan finansial dan entrepreneurship di beberapa kota besar Medan, Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya. ”Hasil survei menunjukkan keminatan yang sangat tinggi baik dari siswa, orang tua siswa, tenaga pengajar, kepala sekolah, pimpinan institusi dan para pebisnis,” ucap Hasnul.
Ia mengutip hasil penelitian di Bandung, dari 419 murid yang disurvei sebanyak 376 anak (90%) menyatakan berminat untuk mengikuti program pengajaran kecerdasan finansial dan entrepreneurship yang ditawarkan BE BOSS. ”Potensi pasar dari program BE BOSS sangat besar,” ujar Hasnul yakin.

Selain potensi pasarnya yang besar, kata Hasnul, BE BOSS memiliki keunikan yakni ”sebagai lembaga pendidikan pertama dan satu-satunya di Indonesia yang fokus utamanya mengajarkan kecerdasan finansial dan entrepreneurship sejak usia dini hingga menjelang masa purnabakti,” ujarnya setengah berpromosi. Selain itu, BE BOSS menerapkan metode GENKI (fun, energetic, and lively) dan metode RELA (real entrepreneurship learning by action).
Hasnul mengungkapkan untuk modul kecerdasan finansial, BE BOSS mengacu kepada The Rich Dad Company. Sedangkan untuk entrepreneurship modulnya merujuk ke YoungBiz, kedua-duanya berpusat di AS.
Dituturkannya, sejauh ini BE BOSS telah menjalin kerja sama untuk pengajaran kecerdasan finansial dan entrepreneurship dengan Inkopin Bandung, Universitas Siliwangi dan Dian Didaktika Cinere. ”Yang masih dalam proses MoU adalah dengan SMKN 9 serta SMAT Krida Nusantara Bandung serta dengan seorang pengusaha di Tangerang dan seorang pejabat di suatu kantor pemerintah,” sebutnya.

Menurut Imam Suhada, Sekretaris Yayasan Dian Didaktika, pihaknya merangkul BE BOSS lantaran keinginannya memberikan bekal kepada anak didik dengan nilai-nilai entrepreneurship. ”Jadi ketika lulus mental mereka tidak hanya ingin menjadi seorang karyawan, tetapi menjadi seorang pengusaha yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan sehingga bisa menciptakan manfaat bagi banyak orang,” kata Imam di balik alasannya menggandeng BE BOSS.

Pengajaran kecerdasan finansial dan entrepreneurship akan dimulai Agustus depan. Keduanya akan dimasukkan sebagai mata pelajaran intrakurikuler untuk SMP dan SMA, sedangkan untuk murid SD masih sebagai mata pelajaran ekstrakurikuler sehingga bersifat pilihan.

Dengan adanya respon yang bagus dari berbagai kalangan tersebut Hasnul mengimbuhkan pihaknya menawarkan peluang franchise kepada para investor yang tertarik. Hasnul yakin peluang ini akan diterima oleh kalangan investor lantaran pasarnya masih sangat terbuka lebar, dan belum ada kompetitor yang bermain di pasar ini.

source : majalahpengusaha.com

Usaha Budi Daya Ikan Raup Keuntungannya

Mungkin baru MUK yang meluncurkan franchise kapal tangkap ikan. Peluang pengembangan terbuka lebar karena belum ada kompetitornya. Wiyono

Apakah saat ini peluang bisnis yang ada sudah cenderung sesak dan kompetitif? Agaknya kita perlu membuang jauh anggapan seperti itu. Apabila mulai bingung memilih jenis usaha di darat, tidak ada salahnya melirik potensi kelautan kita. Faktanya, konsumsi ikan nasional maupun global akan terus meningkat. Di dalam negeri saja melonjak menjadi 1,2 juta ton seiring pertumbuhan penduduk Indonesia yang mencapai 1,32% per tahun. Nilai konsumsi ikan nasional tersebut kini telah mencapai kisaran 26 kg/kapita/tahun.
Merujuk data Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP-RI) menyebutkan baru sekitar 60-an % peta sumber daya perikanan nasional yang telah tergarap atau masih menyisakan lebih dari 30% dari total potensi yang tersedia. Anugerah alam dari sumber daya perairan begitu melimpah, mengingat luas lautan 2/3 dari total wilayah Negara kita. Persolan pokoknya tinggal bagaimana upaya mengelola, membangkitkan, dan memanfaatkan potensi tersebut.
Sebab, kenyataan hingga saat ini usaha tangkap ikan belum melibatkan para pebisnis. Selama ini yang disebut industri perikanan laut itu adalah industri pengolahan ikan, bukannya industri tangkap ikan. “Hal itu terjadi karena nelayan itu unik, mereka cenderung kurang mau terlibat atau bekerja dengan orang dari luar lingkungannya,” ungkap Ario Prasawandaru.

Latar belakang itulah yang membuat keempat orang, Ario, Wahjuning Adji, MBA dan suaminya, DR. Achmad Affandi DEA (dosen elektro ITS Surabaya), serta Rasnadi, SE, tergerak mendirikan unit usaha kapal tangkap ikan dengan sistem kemitraan. Melalui program franchise Mitra Usaha Kapal (MUK) yang bergerak dalam hal pengadaan kapal, menyiapkan serta mengelola nahkoda dan ABK (anak buah kapal) yang handal, dan disertai manajemen pelaksanaan tangkap ikan mulai dari persiapan melaut hingga penjualan hasil tangkap, mereka membuka peluang kerjasama bagi investor agar dapat memiliki kapal tangkap ikan lengkap yang siap melaut. Lebih tepatnya usaha tersebut bersifat joint venture dengan lama pengelolaan selama 5 tahun.

“Para nelayan selama ini melaksanakan usaha tangkap ikan yang cenderung dilaksanakan secara tradisional, terutama yang berkaitan dengan tata manajemen. Dengan berjalannya Mitra Usaha Kapal maka saya memberi contoh kepada para nelayan bagaimana tata manajemen yang baik,” ujar Ario, direktur CV. Fortune System, bendera usaha MUK. Tata manajemen yang dimaksud umpamanya membuat jadwal perawatan mesin secara berkala atau pun prosedur pencatatan mengenai area penangkapan, arus gelombang dan lain-lain setiap kali beroperasi sehingga bisa bermanfaat untuk membuat pemetaan. Kerjasama yang berjalan selama 5 tahun juga dimaksudkan sebagai peremajaan. Pemilik kapal disarankan menjual aset karena kecenderungan setelah usia kapal mencapai 5 tahun terdapat peningkatan biaya perawatan yang signifikan.
Dan bukan hanya itu, kapal ikan itu juga telah ditunjang dengan teknologi peralatan pendukung penangkapan ikan, seperti GPS (Global Positioning System) yang berfungsi memandu kapal menuju titik lokasi di laut. Demikian pula fishfinder (sonar ikan), radio komunikasi, maupun foto satelit denah lokasi tangkap ikan yang dikeluarkan secara berkala oleh SEACORM.

“Pada dasarnya sumber daya alam berupa ikan sangat berlimpah, dan kami ditunjang dengan daya dukung sumber daya manusia yang baik serta penggunaan teknologi yang lebih. Seperti misalnya penggunaan data satelit maupun teknologi yang lain, selain tata manajemen yang bagus, menjadikan usaha ini lebih terukur. Maka secara teknikal kami menjadi terdepan dibanding nelayan yang lain,” tukas Ario.


Oleh karena itu kelahiran Rembang 1977 ini berani menjamin prospek luar biasa atas usaha kemitraan yang ditawarkannya. Pertumbuhan modal selama 5 tahun kerjasama dihitung mencapai hampir 110% atau 21,95% setahun. Sebab boleh dikata ide yang ditelorkan ini baru pertama kali ada dan bersifat unik dibanding franchise lain. Terlebih potensi perikanan laut Indonesia yang besar kini ditambah daya dukung pemerintah melalui peraturan-peraturan kelautan seperti pemberantasan illegal fishing serta pelarangan perpanjangan ijin resmi bagi kapal asing untuk menangkap ikan di perairan kita. “Usaha kapal tangkap ikan adalah usaha non-kompetitor,” tegasnya.

Namun diakui tantangan justru terletak pada pelatihan SDM (nahkoda). Alasan ini membuat MUK sejak dirintis tidak secara tergesa-gesa memperbanyak armada kapal. Dengan demikian target kemitraan tidak serta-merta mencari investor sebanyak-banyaknya melainkan base on human resources sebagai pelaksana lapangan. “Pada 2007 kami membuka peluang untuk mitra maksimal 3 buah kapal, sesuai jumlah nahkoda yang memenuhi kualifikasi dan siap menjalankan sistem serta teknologi kami,” ungkap pria yang sudah mulai belajar berbisnis semenjak di bangku SMP ini.
“Pada prosesnya, kedepan kami terus mengembangkan proses latih yang berkelanjutan. Pada 2008 rencana kami telah tersedia minimal 9 nahkoda yang mampu menjalankan kapal dengan sistem dari kami,” lanjutnya. Dan tidak berhenti sampai di sini, karena usaha kapal tangkap ikan merupakan bisnis pada sisi hulu, maka setelah memiliki armada kapal sejumlah 6-9 buah, MUK bakal mengembangkan usaha dengan bergerak pada sisi hilir.

source : majalahpengusaha.com

Batik serat alam digandrungi
Usaha rumah bambu
Rejeki syuuur dari sayur mayur
Tip bisnis usaha go public
Usahan salon khusus kuku
Peluang emas kelinci hias

Sinergi Fitness Semi Waralaba yang Layak Dicoba

Risiko investasi rendah namun peluang berkembangnya sangat terbuka. Inilah yang dijanjikan Iwan Kumara melalui franchise Sinergi Fitness. Wiyono

Tengah mencari franchise untuk mulai bisnis? Waralaba fitness centre adalah salah satu alternatif yang patut dipertimbangkan? Saat ini olah kebugaran seperti fitness, senam aerobik, senam dance, yoga, dan sebagainya mulai menjadi gaya hidup, dan bukan hanya di kota besar. Khususnya para kaum muda, pria dan wanita, baik pelajar, mahasiswa, juga eksekutif, tertarik menjadi anggota klub kebugaran untuk berbagai tujuan. Entah itu sekadar untuk menjaga kebugaran, merampingkan badan, mengencangkan atau membentuk otot supaya terlihat lebih kekar, atau cuma karena ingin dibilang gaul serta keren.

Sedangkan salah satu bisnis waralaba fitness centre yang cukup menarik tersebut seperti yang ditawarkan oleh Sinergi Fitness (SF) yang berpusat di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan. Asal tahu, SF sebetulnya telah eksis di dunia bisnis sejak 1999 sebagai produsen sekaligus distributor produk-produk peralatan fitness merek lokal, yaitu Delta, Sinergi, serta Relent.
Iwan Kumara, General Manager SF mengakui, pertumbuhan olah kebugaran di tengah-tengah masyarakat sebenarnya tidak lepas dari kampanye yang dilakukan oleh beberapa atlet bina raga di tanah air yang kemudian mengembangkan karir menjadi bisnis olah raga. Di antaranya yang terkenal Ade Rai serta beberapa lainnya yang memiliki visi dan misi sama, yakni mengembangkan bina raga, fitness dan pusat kebugaran di Indonesia, dengan memperkenalkan fitness sebagai satu bagian dari gaya hidup.

Hanya sayang, franchise fitness centre yang mereka buat biasanya lebih fokus membidik kelas menengah ke atas. Maka, seperti dikatakan Iwan, mulai 2006 SF ikut meramaikan bisnis pusat kebugaran namun mengincar pasar yang ada di bawahnya atau yang lebih terjangkau masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari besarnya iuran keanggotaan per bulan cuma Rp 75 ribu-Rp 120 ribu, sementara jumlah modal bagi franchisee kurang lebih hanya sekitar Rp 100 juta.
“Investasi Rp 100 juta itu juga bukan untuk kami, juga bukan merupakan franchise fee, melainkan murni 60%-65% untuk dibelikan peralatan, dan sisanya untuk keperluan perlengkapan, seperti cermin, AC dan sebagainya. Jadi besarnya fleksibel, tergantung lokasinya serta luas tempat. Yang pasti range antara Rp 80 juta hingga Rp 150 juta,” ungkap pria yang sudah berpengalaman lebih 12 tahun di olah raga fitness ini.

Program franchise yang ditawarkan seperti franchise pada umumnya tetapi Iwan lebih suka menyebutkan sebagai semi waralaba. Artinya mitra waralaba berhak memakai nama brand SF, juga memperoleh dukungan sistem manajemen, SOP, desain, lay out, penyediaan peralatan, training, pembukuan, sampai pada penyediaan instruktur. Namun istimewanya, hingga sampai cabang ke 10 tidak ada pungutan franchise fee. “Baru mulai cabang ke 11 dan seterusnya dikenai franchise fee sebesar 2,5 % per bulan untuk pendapatan per bulan Rp 12 juta, dan 5% bagi pendapatan di atas 12 juta,” lanjutnya.
Menurut Iwan tidak ada prasyarat yang terlalu rumit dibebankan kepada calon investor, kecuali menyediakan 2 buah ruangan seluas @ 60 m2. Tempat tersebut bisa berupa ruko, rumah, kantor atau gedung. Bisnis fitness centre adalah bisnis yang tidak hanya berdiri sendiri dan bisa bergabung dengan unit usaha lain. Sehingga apabila memiliki atau pun telah menyewa tempat yang terdiri lebih dari dua lantai, lantai pertama bisa dipergunakan untuk bisnis lain. Sementara SF bisa menempati lantai ke 2 dan ke 3 yang biaya sewanya lebih murah.

Meskipun dalam dunia usaha lokasi acap kali menjadi faktor penentu, tetapi Sarjana Akuntansi Unila tersebut menyebutkan, dalam bisnis fitness centre lokasi bukanlah faktor utama. Sebagai bisnis destinasi, asal konsumen sudah tahu lokasi, tempat yang tersembunyi di perumahan pun akan tetap dikunjungi. Namun lokasi paling ideal yakni dekat dengan perumahan, kampus, dan pusat perbelanjaan.
Malah, ditambahkan, franchisor juga menjalin kerja sama dengan beberapa rekanan yang bersedia menyediakan tempat. Dengan demikian mitra dapat memperoleh lokasi strategis tanpa harus repot sewa tempat, jadi tinggal mengelola saja. Saat ini terdapat tiga lokasi yang tersedia, dua buah di Jakarta Selatan, dan lainnya di pusat perbelanjaan kota Depok.

Kelebihan lain yang dimiliki dibanding jenis usaha lain yang memiliki perputaran modal tinggi, franchise fitness centre memiliki risk of investment lebih rendah. Sementara sebagai bisnis jasa yang menyangkut gaya hidup, peluangnya akan terus tumbuh dan tetap terus eksis. Bisnis ini juga tidak bakal mengganggu kegiatan utama sebab sekali sudah beroperasi, ia akan jalan dengan sendirinya. “Yang penting kasirnya sendiri yang kita pegang, sudah running setiap hari,” Iwan menjamin.

Karena target pasarnya adalah pangsa kelas B, dengan berpendapatan Rp 1 juta-Rp 5 juta per bulan maka di setiap cabang SF diyakini lebih mudah merangkul banyak anggota. Apa lagi dengan menerapkan sistem link antar cabang, setiap anggota berhak menikmati semua fasilitas yang ada di lokasi fitness, semisal sauna, spa, ataukah high speed internet acces setiap hari, setiap saat secara gratis di semua cabang Sinergi Fitness. Dalam kondisi sehat diperkirakan BOP sudah akan tercapai dalam jangka 12 bulan atau setahun.

Tantangan yang dialami pengelola cabang barangkali adalah kesulitan dalam me-maintain member agar mau berlatih secara kontinyu dalam jangka waktu lama. Sebab menurut Iwan sudah menjadi tipikal masyarakat kita cepat bosan dan berubah pikiran. Berlatih 2 bulan lalu menghilang, atau berangkat kalau ada ajakan teman. “Sehingga kita harus terus-menerus mencari member baru,” ujarnya menekankan hal itu, di samping upaya edukasi terhadap pencapaian hasil latihan yang perlu dilakukan.
Hingga sekarang SF telah memiliki 7 buah cabang, 5 lokasi terletak di Jakarta, Tangerang, serta Bekasi, dan 2 cabang lainnya di Medan dan Jayapura. Sedangkan target yang ingin dicapai, seperti diungkap, paling tidak memiliki 50 franchisee dalam waktu tiga tahun, mulai 2007-2010, ditambah beberapa master franchisor di luar kota atau pulau.

source : majalahpengusaha.com
Usaha larva bawal
Usaha barang seken layak direken
Tip bisnis usaha go public
Usahan salon khusus kuku
Peluang emas kelinci hias

MarkNet Bukan Sekadar Bisnis Warnet

Jangan jadikan warnet hanya sekadar bisnis halo-halo, tetapi juga bisa menjadi outlet pemasaran. Caranya? Gabung dengan MarkNet. Wiyono
Permodalan dan pemasaran merupakan kendala utama bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Lahirnya beberapa business solution atau pun business services, di antaranya MarkNet, merupakan usaha untuk mengatasi persoalan tersebut, khususnya di bidang pemasaran.

Sonson Garsoni, sudah tiga tahun mengembangkan MarkNet. Dia yakin jasa ini memiliki prospek bagus mengingat persaingan global menuntut adanya kemajuan secara cepat dalam merespon peluang pasar. Menurutnya, akibat kurangnya kemasan, promosi dan pencitraan produk oleh para pengusaha kecil membuat banyak produk bagus terpaksa dijual secara manufacturing contract basis dengan perusahaan besar dari Malaysia, Singapura dan "negara pedagang" lainnya. Perusahaan prinsipal inilah yang mengembangkan kemasan, merk (branding) dan mendistribusikan ke pelanggan (placement) serta menetapkan harga (price policy). Ujung-ujungnya pengusaha ibarat sekadar penyedia produk generik, sementara nilai tambah (value added) harga diperoleh oleh perusahaan prinsipal.

“Para pengusaha harus menyadari tantangan itu. Namun, jika mereka ingin memiliki dan mengelola peralatan marketing sendiri juga kurang efisien, sehingga celah inilah yang digarap oleh MarkNet dan prospeknya sangat bagus,” tukas lulusan IPB, Sosial Ekonomi Pertanian tahun 1984 tersebut.

Sesuai namanya, MarkNet menyediakan jasa layanan bisnis paripurna dan pemasaran dalam satu atap, dengan target pasar kelompok usaha kecil yang umumnya memang tidak efisien jika memiliki dan menjalankan aneka peralatan IT, multi media serta internet sendiri. Masih terbatasnya skala usaha, seringkali membuat peralatan seperti itu memiliki iddle capacity atau kurang terdayagunakan secara optimal. Disamping sifat teknologi yang cepat berubah.

Direktur PT. Paska KONSULTAN itu mengisahkan, MarkNet sebenarnya merupakan salah satu unit usaha yang dimilikinya dan telah ada sejak 2004. Sementara, Paska KONSULTAN sendiri, pada awal pendiriannya adalah perusahaan layanan jasa konsultasi dalam bidang manajemen, pertanian, lingkungan dan pemasaran. Di samping menjalankan layanan jasa konsultan berdasar pesanan instansi pemerintah maupun swasta, sekitar 10 tahun terakhir, PT Paska KONSULTAN melakukan kegiatan penelitian aksi (action research) dengan melakukan pendampingan usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM).

“Kegiatan kami di antaranya mentrasfer informasi, baik tentang standar produk, cara produksi, trend permintaan pasar dan kemasan produk, juga pendampingan usaha, yaitu menguatkan kinerja pemasaran para usahawan,” papar Sonson. Didirikan di kota Bogor, aktivitas yang dijalankan sejak selama kurun waktu antara tahun 1985-2004 sudah menjangkau kota-kota di Jawa Barat serta beberapa kota lain di seluruh Indonesia.
Karena sejak awal memiliki concern di bidang industri pertanian, maka target client pada saat itu umumnya perusahaan yang bergerak dalam usaha produksi produk olahan makanan kecil, kerajinan kayu, pupuk majemuk, pupuk urea tablet, komposter pengolah sampah organik, pupuk organik kompos, serta aneka pangan olahan. Selain itu terdapat pula beberapa produk herbal atau tanaman berkhasiat, dan juga beberapa hasil pertanian sehat yang bebas kimia, seperti beras, teh hijau (green tea), kopi dan sejenisnya yang dibantu pemasarannya.

Mengenai terbentuknya MarkNet, Sonson bertutur, ia memiliki beberapa alasan sehingga tertarik mengembangkan sarana pemasaran yang ditunjang investasi peralatan multi media, TI dan komputer tersebut. “Berdasar pengalaman, kelemahan daya saing para UKMK, antara lain lambat ketika merespon peluang pasar. Banyak produk bagus namun kurang dalam hal promosi, kemasan, penempatan dan pelayanan kepada pelanggan. Serta akibat dari inefisiensi sehingga kalah dalam kompetisi harga,” tukasnya.

Setidaknya hingga 2004, ia belum melihat adanya suatu layanan satu atap (one stop business services). Pada saat itu pengusaha pemula atau pengusaha kecil harus mendatangi wartel untuk komunikasi atau mendatangi warnet untuk layanan internet di tempat terpisah. Demikian pula mereka itu masih perlu mendatangi berbagai tempat layanan dokumen seperti foto copy, percetakan dan VCD movie maker ketika harus melayani suatu peluang pasar tertentu.

Sonson ingin mengembangkan layanan yang sifatnya B to B, baik itu bagi para pengusaha yang menjadi klien tetap melalui keanggotaan maupun yang sekadar menghendaki pelayanan berdasarkan kasus per kasus. Fasilitas yang disediakan meliputi layanan internet dan komputer, layanan multi media, expo and presentation equipment services, herbal corner services, juga layanan konsultansi dan training berkenaan dengan kemasan produk, pemasaran, promosi dan distribusi. Jenis layanan terakhir ini diberikan pada jam dan hari tertentu sesuai kesepakatan/ kontrak order dengan tarif per jam bicara (talking hour basis).
”Ada pula layanan entrepreneurship training bagi kelompok minimal 15 orang per angkatan dalam berbagai bidang di antaranya usaha pupuk organik/ kompos, usaha jasa kebersihan/ pengelolaan sampah kota, internet marketing (adwords, blog marketing, template upload), serta pelatihan usaha komoditas agribisnis (buah, sayuran, tanaman obat dan tanaman hias), baik melalui trainning dengan system kelas, trip atau wisata, serta media pertemuan lainnya,” imbuhnya.

Saat ini MarkNet mempunyai tiga buah outlet. Salah satunya menempati lantai 1 gedung Graha Kadin Kota Bandung. Maka tak heran, para pelanggannya kebanyakan pengusaha yang tergabung di asosiasi perusahaan dan anggota Kadin. Jaringan MarkNet lainnya juga berasal dari para usahawan mikro yang tergabung dalam UPPKS (Usaha Peningkatan Kesejahteraan Keluarga).
“Investasi pertama kali mencapai angka diatas Rp 1 miliar. Namun selanjutnya, di dalam pengembangan gerai atau outlet, karena database, server dan sistem manajemen sudah cukup tersedia, investasi berikutnya menjadi lebih kecil, berkisar Rp 200 juta/gerai,” ungkap Sonson, direktur sekaligus pemilik beberapa perusahaan lain, seperti CV. Sinar Kencana, CV. Agriprima Sembada dan Braga Niaga Entreprises ini.
Sonson berniat bekerjasama membidik usahawan warnet. Nilai franchise yang ditawarkan senilai Rp 200 juta, tanpa royalty fee. “Usaha warnet akan menjadi embrio bagus menjadi MarkNet,” ujarnya.

Perlu diketahui, sebagian pendapatan MarkNet adalah perolehan margin sebagai outlet pemasaran dari berbagai produk KencanaArticles, khususnya penjualan online dan hasil pendampingan UKMK. Omset rata-rata dari masing-masing gerai Rp 60 juta/bulan. “Jadi MarkNet bukan sekadar warnet, tetapi juga outlet pemasaran produk UKMK dengan dukungan internet sebagai infrastruktur (backbone) dalam layanan komunikasi product knowledge, data stock, komunikasi dengan pelanggan dan lainnya,” tegasnya.

source : majalahpengusaha.com

Bakso Tukul Warung Paling Katro di Tebet

Sejak diluncurkan tahun lalu, warung bakso ini dibanjiri para pecinta kuliner terutama kawula muda. Apa keistimewaanya? Gita Indah Wenny

Bakso Tukul, adakah kaitannya dekat pelawak kondang Tukul Arwana? Atau, apakah benar komedian dan presenter yang tengah naik daun itu kini jualan bakso? “Silakan tebak sendiri!” begitulah jawaban pemiliknya, Bagus Adinda dan Ippho Santosa. Ternyata, bakso yang memakai nama Tukul ini adalah milik orang lain, dua anak muda yang tengah merintis usaha makanan. Usaha warung bakso ini didirikan pada akhir 2006 lalu di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Sekarang, bakso ini telah berkembang menjadi 4 outlet: 2 di Jakarta, 1 di Balikpapan, dan 1 di Mataram.

Bakso Tukul bukan mendompleng nama beken untuk mendukung strategi pemasaran. Tukul dalam bahasa Jawa yang berarti tumbuh, adalah moto yang dipakai untuk mengembangkan usaha itu untuk terus tumbuh dan berkembang. Usaha itu, menurut Bagus, lantaran ingin membantu para pemuda di sekitarnya yang butuh pekerjaan. Saat itu, banyak sekali pemuda putus sekolah yang butuh pekerjaan. Ketimbang berbuat negatif, maka anak-anak tersebut dikumpulkan lalu, dibuatlah usaha bisnis makanan.
“Yang jelas, untuk kategori bakso, nama Tukul sudah kami patenkan. Sebenarnya Tukul itu kata umum yang artinya tumbuh. Nah, kita ingin usaha ini tumbuh. Dengan demikian, orang banyak bisa mendapat manfaatnya,” ujar Bagus yang juga penulis buku Tukul: 30 Rahasia Tak Terungkap.

Bakso Tukul tidak hanya bermodalkan kenekatan atau sekedar latah. Di sekeliling Tebet, telah berdiri beragam resto bakso yang lengkap dengan aksesorisnya. Namun, berdasarkan perhitungan matang lewat strategi terencana. Maklumlah, pemiliknya adalah salah satu pakar marketing di Indonesia. Identitas brand ditonjolkan dengan berani. Bakso Tukul menggunakan warna merah baik itu untuk gerobak, logo, baner dan meja. Ini bertolak belakang dengan warung bakso yang kita kenal selama ini yang menggunakan warna hijau, kuning atau jingga.

Bakso Tukul membidik segmen para kawula muda. Untuk itulah, manajemen berhitung benar dalam mementukan lokasi. Kawasan Tebet dipilih, lantaran tempat itu sekarang banyak dibanjiri oleh anak-anak gaul, terutama pada akhir pekan. Tebet sekarang menjadi salah satu tempat hang out anak-anak muda di Jakarta. Hampir setiap malam minggu—terutama yang dekat dengan Jl Casablanca-- tempat itu macet karena banyak sekali anak-anak gaul yang nongkrong sekedar jalan-jalan atau cuci mata. Di sekitar tempat itu, selain resto dan salon, tumbuh bisnis lainnya seperti warnet games, distro, toko aksesoris dan sebagainya.

Pilihan ini ternyata tepat. Warung bakso yang didirikan dengan modal Rp 15 juta ini, ramai pengunjung. Menurut Bagus, awalnya, warung ini sangat sepi. Namun, lama-kelamaan ramai diserbu pembeli. Omsetnya mencapai Rp 1 juta/hari. Benarkah nama Tukul menjadi daya tarik warung ini? “Bisa ya bisa tidak,” Aku Bagus. Faktor citarasa lah yang menjadikan warung ini ramai dikunjungi pembeli. Bakso Tukul menyajikan menu yang berbeda dengan bakso lainnya. Ini dibenarkan olah Andre, salah satu pembeli makanan tersebut. Menurutnya, semula dia hanya penasaran ingin mencoba bakso tersebut. Ternyata setelah dicoba, rasanya berbeda dengan warung bakso lainnya. Dan, lagi, harganya cukup kompetitif cocok dengan kantong anak muda.

Bakso Tukul menyajikan makanan dalam beberapa paket yakni : paket KATRO (lontong dan empat bakso), paket nDESO (Duo Super Bakso) , paket PUAS! Dan paket CULUN dengan harga antara Rp 6 – 9 ribu.

Ke depan, Bakso Tukul dikembangkan dengan pola kemitraan (business opportunity/BO). Manajemen membuka kesempatan bagi inevstor yang tertarik untuk mencoba bisni warung bakso ini. Untuk menjadi mitra usaha, investor cukup hanya membayar Rp 5.500.000 (partnering fee)dan berhak atas nama Bakso Tukul selama 2 tahun untuk 2 outlet, pelatihan pembuatan bakso, dan bimbingan promosi lokal yang bentuknya lain dari yang lain. Adapun promosi skala nasional akan dilaksanakan oleh pusat.
Mulai bulan ke-4, mitra barulah membayar Rp 750.000 (monthly fixed royalty) kepada pusat. Uniknya, mitra tidak perlu mengambil bahan makanan dari pusat, sehingga sangat menghemat biaya produksi. Mitra juga diperkenankan menjual makanan dan minuman yang lain tanpa dibebani royalti tambahan. Dengan demikian, mitra betul-betul diuntungkan dari berbagai sisi.

Soal tempat, Ippho membebaskan kriterianya, “Mau pinggiran jalan, kios di mal, atau ruko, kami persilakan semua. Walau terbuka untuk umum, prioritas kami berikan kepada mereka yang sudah pernah berbisnis makanan. Ini untuk menyaring mitra. Apalagi sudah belasan yang mengantre dari berbagai kota.” Namun, pakar marketing tersebut menyarankan agar mencari tempat yang strategis.

Terus, apa keuntungan bagi Bakso Tukul pusat? “Dari segi uang, memang tidak seberapa. Cuma ini taktik kami untuk bisa memasuki kota-kota di luar Jakarta dengan cepat. Mitra-mitra tersebut diharapkan menjadi ‘saudara’ bagi kami yang akan membukakan jalan di kota berkenaan. Terus-terang, pertengahan 2008 kami akan memasukkan bisnis utama kami di kota-kota tersebut,” jelas Bagus apa adanya.

Dari sisi konsep dan strategi Bakso Tukul cukup bagus. Hanya pemilik atau investor harus betul-betul paham mengelola bisnis ini. Bisnis makanan sifatnya temporary. Perilaku pembeli bisa ditebak, hanya ramai pada saat-saat awal. Setelah itu, surut dan perlahan-lahan memudar. Sudah banyak contoh bisnis makanan yang gulung tikar. Naik daun saat-saat awal lalu surut dan akhirnya bubar. Apalagi, makanan seperti bakso bukanlah sesuatu yang baru. Bakso sudah menjadi makanan yang biasa. Ribuan bahkan jutaan pedagang bakso memenuhi bisnis kuliner di Tanah Air. Beraneka rasa, beragam model dimunculkan yang tujuannya hanya satu yakni meraih pembeli sebanyak-banyaknya.

Dan, Ipo tampaknya sadar akan hal ini. Dia optismistis Bakso Tukul akan berkembang. Permintaan dari berbagai daerah untuk menjadi mitra sangat besar. Namun, dia sangat selektif dalam memilih mitra. Dia tidak mau terjebak dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan pebisnis lainnya yang sudah gulung tikar lantaran salah strategi. Promosi adalah salah satu strategi yang akan dipakai dalam mengembangkan Bakso Tukul. Sayang dia enggan menyebut strategi seperti apa yang bakal dilakukannya.“Inilah yang mahal,” katanya singkat.

source : majalahpengusaha.com
Batik serat alam digandrungi
Usaha rumah bambu
Rejeki syuuur dari sayur mayur
Tip bisnis usaha go public
Usahan salon khusus kuku
Peluang emas kelinci hias

THE FASHION OF MEAL

CRUSH ZONE, THE FASHION of MEAL.
BUSINESS OPPORTUNITY

Kendati bukan pionir, makanan cepat saji seperti kebab, crepes dan burger dengan brand Crush Zone ini direspons positif konsumen. Delapan gerai sudah berdiri. Dan, sebentar lagi akan bertambah seiring dengan makin banyaknya investor yang berminat. Istimewanya?

Wartawan tidak selalu identik dengan computer, notes, CD, laptop, tape recorder, kaset dan disket. Dibalik keseriusan dalam menggali berita, ternyata ada sisi positif yang jika dikembangkan menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Ketrampilan dalam hal memasak, keterbukaan media terhadap masalah kuliner serta jaringan yang luas mengantarkan Puji Irwanto, mantan wartawan dan Pemimpin Redaksi Majalah Seluler ini menjadi pebisnis makanan yang ulet. Bisnis makanan atau yang menurut dia istilahkan The Fashion of Meal ini dibangun sejak 2005 lalu dengan nama Crush Zone.

Crush Zone, oleh pemiliknya diartikan sebagai pertemuan antara berbagai citarasa. Brand ini sekarang hadir ditengah-tengah ketatnya persaingan makanan cepat saji lokal seperti crepes, kebab, burger dan chicken crispy yang dijajakan dalam bentuk gerobak dorongan atau kafe. Menurut Puji, Crush Bone adalah hasil pengamatannya selama bertahun-tahun tentang fenomena makanan cepat saji ini. Saat meliput ke mancanegara sebagai jurnalis, dia sering melihat bisnis makanan yang dijajakan di pinggir jalan. Warungnya sederhana, hanya seukuran 2x2 m, harganya murah dan uniknya pembelinya terus berdatangan. Begitu juga di Tanah Air. Bisnis makanan cepat saji yang dijajakan sedemikian rupa tersebut juga memperoleh respons dari masyarakat. “Akhirnya, saya putuskan untuk mendirikan Crush Zone,” Akunya.

Crush Zone didirikan dengan modal Rp 20 juta. Dia bukan yang pertama. Tetapi kehadirannya mulai memperoleh respons positif dari sebagai salah satu produk yang mulai digemari konsumen. Sejak awal berdiri gerai baru dengan warna khas merah kuning di Jl Agus Salim, Bekasi, itu selalu ramai pengunjung terutama pada siang dan sore hari. Di lokasi yang sama, tak jauh dari Crush Zone, telah berdiri gerai makanan cepat saji lainnya. Setelah beberapa waktu lalu, keduanya tutup dan gerai milik mantan wartawan Warta Ekonomi ini menjadi satu-satunya yang paling laris. “Dalam sehari omset bisa mencapai Rp 400 ribu,” ujar Puji.

Puji tak memakai strategi khusus dalam memasarkan produknya. Dia hanya menerapkan strategi harga, citarasa dan lokasi untuk bersaing dengan kompetitornya. Langkah ini dia temukan dari buku pakar pemasaran Tom Parker, yang dikenal dengan beberapa konsep dalam mendongkrak bisnis sebuah bisnis. “Teori-teori itu saya pakai di Crush Zone. Kalau perlu dengan cara yang gila,” ungkapnya.

Gila yang dimaksud disini adalah konmpetitifnya harga. Hampir semua produk, mulai dari crepes, kebab, burger maupun yang lainnya dijual dengan harga murah. Lebih murah ketimbang kompetitornya. Murah, kata dia, tidak berarti mengurangi bahan baku. Namun justru ingin menunjukkan kepada konsumen bahwa produk Crush Zone adalah makanan enak dengan harga murah. “Banyak orang awalnya meragukan konsep harga tersebut. Bahkan, ada seorang pebisnis yang meramalkan dalam empat bulan bisnis ini akan gulung tikar. Tapi, kenyataan tidak,” papar mantan wartawan Majalah Panji Masyarakat ini.

Crush Zone juga sangat peduli dengan citarasa (taste). Puji berpendapat jika hal ini cocok dengan lidah konsumen, mereka tak segan akan balik lagi dan melakukan promosi dari mulut ke mulut. Untuk itu, dia sengaja meramu sendiri komposisi bahan yang dipakai baik itu untuk kebab, crepes maupun burger. Yang penting, adalah bagaimana menyajikan makanan itu dengan enak. Dia sering browsing di internet, berdiskusi dengan kawannya yang berprofesi sebagai chef di hotel dan meramunya sendiri. Untuk mayonnaise, misalnya, dia meramu dari berbagai produk sehingga menghasilkan taste yang berbeda. Dari citarasa inilah maka lahir nama Crush Zone. Artinya orang akan merasakan taste yang crush saat menyantap baik burger, crepes ataupun kebab. “ Ada beberapa penjual burger yang dating ke saya hanya khusus membeli mayonaise Crush Zone,” ujarnya geli.

Konsep ketiga, yang dipakai Puji untuk mengembangkan Crush Zone ialah lokasi. Dalam membuka gerai, dia selalu melihat lokasi yang tepat. Baginya, makanan sejenis meal ini tidak begitu familiar bagi lidah kebanyakan orang. Makanan ini khusus bagi mereka yang kosmopolit dan bisa kenyang tanpa harus makan nasi.

Setelah beberap bulan beroperasi, Crush Zone membuka cabang kedua di Jl Nusantara Raya, Perumnas 3 Bekasi. Seperti halnya gerai pertama, cabang kedua inipun juga sukses. Sekarang, Crush Zone telah berkembang menjadi delapan cabang, yakni di Jl KH Agus Salim, JL Nusantara Raya, Perumnas Bekasi, Taman Narogong, Toserba Griya, Cileunyi Bandung, Indomart Wonosobo, Solo dan Depok. Empat di antaranya adalah milik Puji sedang empat sisanya adalah kemitraan yang dikembangkan dengan konsep business opportunity. Dalam waktu dekat akan menyusul di Taman Galaxy, Rawalumbu, Narogong, Wisma Asri—semuanya di Bekasi dan Serang (Banten).

Puji memilih pola kemitraan untuk memperluas jaringan bisnisnya. Harapannya, dia ingin mengajak orang menjadi entrepreneur dan tentu saja, untuk komersialisasi bisnisnya. Untuk menjadi mitra, investor tinggal menginvestasikan Rp 10 juta atau Rp 12 juta. Besarnya investasi ini tergantung ukuran konter, yakni panjang 120 cm x lebar 80 cm dan tinggi 200 cm atau 130 cm x 80 cm x 200 cm. Dengan investasi sebesar itu mitra akan memperoleh hak menggunakan nma Crush Zone selama lima tahun, perlengkapan perdana seperto : I unit kompor gas, loyang crepes, atu unit panggangan, selang gas lengkap dengan regulator dan satu tabung gas. Selain itu, mitra juga meperoleh perlatan penunjang yang terdiri dari : tempet pembuatan adonan, tempat pembuatan adonan besar, tempat pembuatan adonan kecil, tempat keju, tempat cucian crepes, 1 box keju, satu adukan telor dan sebagainya. Kemudian, investor juga akan memperoleh pasokan bahan baku perdana sebanyak lebih dari 26 item, mulai dai tepung crepes, mesisi, keju, margarine, saus sambal, mayonnaise, daging kebab, daging burger dan sebagainya. Manajemen Crush Zone juga melakukan training bagi pekerja serta promosi. “Pendeknya, mitra tinggal menjual saja,” tuturnya.

Puji mengaku, banyak permintaan untuk menjadi mitra Crush Zone. Namun, dia cukup selektif dalam memilih mitra. Dia harus tahu betul motivasi dari mitra. Untuk itu, dia melakukan survey sebelumnya. Prioritas, diberikan kepada mereka yang paham betul tentang seluk beluk bisnis makanan. “Mereka yang gigih dan paham bisnis makanan, dalam tempo singkat sudah balik modal,” katanya.

Ini bisa dibuktikan oleh Afianto, mitra Crush Zone di Solo. Dia mengaku sejak menjadi mitra pada 2006 lalu, kini sudah balik modal. “Hanya dalam tempo empat bulan,” katanya. Afiantio mengkisahkan, pada awalnya memang agak berat menjual makanan semacam ini. Apalagi kota semacam Solo. Namun, itu tak berlangsung lama. Konter mini yang terletak di Jl. RM Said tersebut diminati pembeli, terutama kalangan anak muda. Omset mencapai Rp 200 ribu per harinya. Dia berencana akan mengembangkan Crush Zone menjadi mini kafe.

Puji optimistis Crush akan terus berkibar. Dia mengaku dari sisi materi belumlah berharap besar. Jalan untuk meretas kesuksesan masih panjang, mengingat bisnis makanan sifatnya temporer. Dan, lagi, persaingan di bisnis ini sangat ketat. Follower akan terus bermunculan dengan segudang kreasinya. Untuk itulah, dia terus menciptkan sesuatu yang baru, tidak terbatas hanya pada citarasa dan konsep, namun juga mengenai strategi pemasarannya. “Setelah sistem sempurna, kami akan merambah kota-kota yang lain. Kami tidak akan mengulangi kesalahan pemain lain yang akhirnya berhenti ditengah jalan,” ujarnya

source : majalahpengusaha.com
Usaha BatikUsaha Kecantikan
Tours and travel terus menggurita
Jual roti enak pesan untuk acara apapun
Hobby motor mendulang uang
Bisnis terarium untung 300 persen
Usaha larva bawal
Usaha barang seken layak direken

Produk Menarik Konsep Harga Unik

Meski ada konsep harga yang agak mirip, namun harga kelipatan Rp 5.000 merupakan yang pertama di Indonesia. Franchise-nya layak dicoba
Wiyono

Bisnis ritel selalu menarik sebab menjanjikan perputaran modal cukup cepat sehingga diharapkan modal investasi pada akhirnya kembali dalam waktu tidak begitu lama. Selain itu orang kerap beranggapan usaha ini tidak membutuhkan operasional yang terlalu rumit. Banyak yang menjadikannya sebagai pilihan usaha yang paling tepat dengan kedua alasan di atas.

Apabila di antara pembaca pun tengah berancang-ancang terjun di bidang ini, ada baiknya terlebih dahulu membuat persiapan bisnis memadai. Maklum, sejatinya tingginya tingkat persaingan usaha menyebabkan bisnis ritel tidak sesederhana kelihatannya. Fakta usaha eceran bukan hanya monopoli para pemodal kecil, melainkan melibatkan hingga jaringan perusahaan-perusahaan kelas kakap semisal Matahari, Hypermart, Carefour, dan lain sebagainya memberi bukti bahwa pangsa pasar ini tidak main-main. Maka biasanya berlaku hukum seleksi pasar, usaha yang mampu eksis dan berkembang adalah karena memiliki nilai lebih ketimbang kompetitornya, baik dari segi pelayanan, produk, maupun konsep usahanya.

Atau, jika modal sudah tersedia namun tidak ingin pusing-pusing membangun ritel dari nol, cara yang dapat ditempuh salah satunya dengan menjadi franchisee bisnis ritel yang sudah ada. Seperti dikatakan Edi Suhelda, Manajer Operasional Toko K5, melalui waralaba jauh lebih mudah serta kemungkinan resiko kecil, karena sistem dan barang sudah lancar. “SOP, distribusi, SDM, sudah siap semua, pokoknya tinggal kasih duit saja,” ujar pria yang baru-baru ini tengah giat mengembangkan jaringan Toko K5.

K5 (baca: kei faiv) merupakan toko ritel dengan memakai konsep harga kelipatan Rp 5 ribu pada setiap barang yang dijual. Jadi item produk di dalamnya mulai dari barang yang berharga Rp 5.000dan kelipatannya, Rp 10.000, Rp 15.000 dan seterusnya. Karena jenis barangnya beragam, tentu saja harganya tidak bisa selalu tepat Rp 5 ribu atau kelipatannya. Tidak perlu risau, jika ada barang seharga Rp 7,5 ribu, misalnya, maka akan dibundel terdiri atas dua pcs barang sehingga menjadi Rp 15 ribu. Demikian pula dengan yang lain, ada dua pcs barang Rp 5.000, tiga pcs Rp 10.000, dan sebagainya. Itu pun tidak harus barang-barang satu jenis yang dijadikan satu.

Sebab, kalau diamati, produk-produk yang dijual sengaja dipilih item menarik yang tengah tren, atau sedang dan akan laris di pasaran. Malah dijelaskan, untuk produk yang umum banyak digunakan, di tempat itu djual dengan harga lebih murah dibandingkan di tempat lain. Produk-produk seperti itu juga acap dijadikan sebagai produk unggulan dengan harga khusus pada periode tertentu, seperti promosi bulanan, triwulanan, enam bulanan (masa liburan sekolah), maupun produk akhir tahun.

Jaringan toko tersebut mulai dikembangkan sekitar tahun 2003. Tetapi PT. Edison Retail Indonesia itu sendiri sudah beroperasi sekitar 15 tahunan bergerak dibidang ritel, khususnya dalam bentuk FO (factory outlet) produk pakaian, importir juga sekaligus distributor produk-produk melamin dari Cina, dan termasuk yang mempopulerkan boneka dora maupun spongebob di Indonesia.

Pada awalnya sudah ada sekitar 15 buah cabang, dan semenjak mulai ditawarkan menjadi franchise kini jaringan toko K5 sudah bertambah menjadi total 36 cabang. Lokasi tersebar di wilayah Jabodetabek, Jawa Tengah dan Bali. “Pada intinya akan kami kembangkan ke seluruh Indonesia, tetapi step by step, jadi diutamakan untuk wilayah yang masih terjangkau, khususnya agar pengiriman cepat sampai,” ujar Edi yang hingga pada akhir tahun 2008 mempunyai target pertambahan sebanyak 15-20 toko lagi, meliputi Jawa, Bali, serta mulai masuk ke Sumatera.

Mengingat tingkat daya beli masyarakat sebagian besar menengah ke bawah, ayah empat putra itu yakin, toko dengan konsep seperti K5 akan bisa berkembang lebih cepat. Apalagi, disebutkan, produk yang dijual terutama produk-produk yang benar-benar dibutuhkan dan dicari pembeli. Yakni mulai dari toys, stationary, alat-alat rumah tangga, aksesoris wanita, anak-anak dan remaja, aksesoris kendaraan, serta tool kit (alat-alat tukang). Maka, meskipun mengaku tidak memegang data omset penjualan secara pasti, dengan harga-harga barang yang dijamin masih bersaing dengan jenis barang lain di pasaran, dia optimis usaha tersebut memiliki potensi berkembang cukup besar.

Sebab, ia beralasan, sering terjadi, konsumen merasa enggan masuk ke sebuah toko karena merasa harganya mahal. Dengan memakai konsep harga kelipatan Rp 5.000 akan memberikan kesan awal, konsumen tersebut mampu membeli produk di outlet K5. “Padahal tidak jarang akhirnya mereka tidak enggan membeli barang seharga Rp 50.000 atau lebih karena melihat keunikan suatu produk yang jarang dijumpai di toko lain,” imbuh Edi.

Diakui, hampir 80% dari jenis barang yang terpajang merupakan produk impor. Sementara itu nilai penjualan masing-masing cabang sangat bervariatif, salah satunya karena dipengaruhi lokasi serta luas toko yang berarti disesuaikan pula dengan macam dan jumlah dagangannya. Sebagai gambaran, outlet K5 seluas 40 m2 dengan nilai investasi awal sebesar Rp 175 juta, rata-rata memiliki omset penjualan berkisar Rp 45 juta-Rp 100 juta plus profit margin 25%. Dalam kondisi normal, Edi memberikan jaminan modal kembali (ROI) diperoleh dalam waktu kurang dari 1,5 tahun.

Walau terdapat sekian banyak toko-toko yang memakai sistem satu harga atau dua harga, namun Edi menampik anggapan akan adanya persamaan konsep. Justru, dia katakan, K5 jauh hari sudah menghindari konsep satu atau dua harga karena menurutnya memiliki kelemahan, pada akhirnya akan tertinggal oleh barang-barang berkualitas demi mengejar harga jual yang terbatas. Sebaliknya dengan menyediakan barang seharga Rp 5 ribu hingga tak terbatas, bisa terus melakukan update karena produk berkualitas otomatis harganya pun tinggi pula. “Konsep kelipatan lima ribu merupakan konsep baru, di Indonesia,” tukasnya. “Kompetitor kita saat ini belum ada,” imbuhnya.

Lebih lanjut, melihat besarnya animo masyarakat terhadap tren bisnis ke arah franchise pada akhir-akhir ini pihaknya menawarkan dua model peluang, business opportunity serta franchise murni tetapi memiliki kelebihan dibandingkan tawaran franchise lain karena no franchise fee (pewaralaba tidak usah membayarkan franchise fee). Untuk model yang pertama, investor cukup membayar sejumlah nilai barang, biaya interior, eksterior, promosi, papan nama. Besarnya pun tidak ditentukan sama alias luwes, tergantung lokasi dan luas toko, masing-masing tidak sama. Contohnya, untuk lokasi berukuran 20 m2, investasinya paling sedikit Rp 60 juta.

Jadi intinya, investor cukup menyediakan lokasi dengan finansial sesuai kebutuhan luas area toko, dan selanjutnya akan menerima sistem bagi hasil sebesar 10% dari omset penjualan dengan tanpa menangani operasional toko sama sekali. “Umpama omsetnya Rp 100 juta, ia langsung akan mendapatkan Rp 10 juta, sedangkan semua biaya operasional, gaji karyawan, listrik, dan sebagainya kita yang tanggung,” tegas pria kelahiran Palembang itu.

Untuk pilihan investasi kedua, yakni bagi para investor yang mengelola langsung usahanya dengan ketentuan perolehan margin minimal 25%, serta support mulai dari SOP, sistem manajemen, hingga training bagi karyawan yang hendak ditempatkan. “Investasi no risk, misalkan investor berinvestasi Rp 100 juta maka uang tersebut utuh. Pada akhir masa perjanjian, atau setelah lima tahun dikembalikan 100%. Jadi uangnya tetap utuh, dan setiap bulan mendapatkan bagi hasil omset 10%. Misalkan mau dikelola sendiri bagi hasilnya 25%,” Edi meyakinkan. Anda berminat?

Analisa Bisnis Franchise K5:
Perkiraan Investasi Awal (untuk toko seluas +/- 40m2):

- Biaya Barang:

Barang dagangan: Rp 60.000.000,00

Jaminan belanja: 20.000.000,00

T o t a l belanja: Rp 80.000.000,00

- Biaya promosi dan praoperasional: 15.000.000,00

- Biaya renovasi tempat dan peralatan: 80.000.000,00*

Perkiraan jumlah investasi awal: Rp 175.000.000,00

Illustrasi Perhitungan Modal Kembali (Pay Back Period):

Investasi awal :
Rp. 175.000.000

Penjualan (per tahun) :
Rp. 540.000.000

Keuntungan kotor
(Rata2 25%) :
Rp. 135. 000.000

- Biaya gaji
Rp. 30.000.000

- Biaya listrik/air
Rp. 12.000.000

- Biaya stationery
Rp. 4.000.000

T o t a l
Rp. 46.000.000

Keuntungan bersih
Rp. 89.000.000

Modal kembali dalam: Rp. 175/Rp. 89 = 1.9 tahun

Catatan:

*Nilai investasi renovasi tempat dan peralatan tergantung lokasi.

Usaha BatikUsaha Kecantikan
Tours and travel terus menggurita
Franchise fee back guarantee
Jual kue untuk yang berduit
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...